MELODI
Karya :
Rahmayani ZA
“dia mempunyai nama seindah
suaranya..”Suara itu terdengar sangat nyaman di telinga Melodi saat dia
memperkenalkan namanya kepada para petugas rumah sakit setelah dia bernyanyi
dengan diiringi piano di dalam ruangan khusus anak anak.
Melodi adalah seorang gadis yang
berparas cantik dengan suaranya yang merdu.Setiap hari Melodi menghabiskan
waktu dengan bermain piano ataupun biola yang sangat digemarinya, Sesekali dia
memainkanpiano di rumah sakit tempatnya berobat untuk menghibur dirinya sendiri
dan anak anak di sana.Melodi bukanlah seorang gadis yang menghabiskan waktunya
untuk bermain atau berkumpul bersama teman temannya, dia lebih memilih untuk
tetap dirumahnya sepanjang waktu, hal ini bukanlah kemauannya sendiri, namun kondisi
yang membuat Melodi harus menghabiskan waktunya dirumah karena salah satu
indera terpentingnya telah hilang yaitu penglihatan.
FLASH BACK
3 tahun yang
lalu..
Sepulang sekolah, Melodi dengan
bahagia menunggu supir untuk menjemputnya.Dia sudah tidak sabar ingin
menunjukkan kabar gembira kepada orang tuanya atas keberhasilan untuk masuk ke
sekolah musik di inggris.
Setelah menunggu satu jam lebih,
Melodi mulai kesal karena belum ada yang menjemputnya.Akhirnya dia mencoba menelepon
supir pribadinya.
“pak,
dimana?Mel sudah menunggu satu jam di depan sekolah, tapi bapak belum menjemput
Mel juga..”tanya Melodi dengan nada kesal.
“maaf non
cantik, tadi kata papa non, beliau yang akan menjemput, jadi bapak anterin tuan
muda ke sekolahnya non..”jawab supir Melodi.
“kenapa papa
nggak kasih kabar ke Mel?ah..yaudahlah pak, Mel telepon papa aja..”lalu Melodi
mematikan teleponnya.
Sambil bergumam Melodi mulai menelepon
papanya, namun nomor handphone papanya sibuk.
“Seperti
dugaanku, pasti papa lupa..”gumam Melodi.
Akhirnya Melodi memutuskan untuk
pulang sendiri dengan berjalan kaki, dalam pikirannya mungkin saat dijalan
pulang dia bertemu dengan papanya.
Setelah berjalan kurang lebih
sepuluh menit, Melodi belum juga melihat mobil papanya, Melodi berkali kali
menghentakkan kakinya dengan kesal hingga suara klakson mobil mengejutkannya
dan Melodi merasakan sesuatu benda keras menghantam punggungnya, lalu dia terlempar
ke samping jalan dengan kepala yang terbentur batu dan mengeluarkan begitu
banyak cairan kental berwarna merah, yang terucap dimulutnya hanyalah “darah”.
Sudah tiga hari Melodi tidak
sadarkan diri di bangsal rumah sakit.Orangtua Melodi mulai cemas dengan kondisi
anaknya, namun dokter mendiagnosa bahwa tidak ada gangguan pada otak
Melodi.Walaupun demikian, dokter belum bisa memastikan efek apa yang akan
dialami oleh Melodi karena benturan keras dikepalanya.
Seminggu kemudian perawat mendengar
jeritan histeris dari ruangan Melodi, dengan segera perawat dan dokter berlari
menuju kamar Melodi, disana sudah ada mama dari Melodi yang mencoba menenangkan
anaknya tersebut yang sedang memberontak sambil menjerit frustasi.Kemudian
dokter memberikan suntikan penenang kepada melodi agar dia tidak terus
memberontak melihat darah sudah mulai naik dari selang infusnya.
Beberapa jam kemudian Melodi membuka
matanya, sekarang Melodi tidak menjerit namun dia hanya menangis dalam diam
karena dimatanya sekarang tidak ada secercah cahayapun yang dapat dilihatnya.
FLASH BACK
END
Mulai dari hari itu hingga diumurnya
yang sekarang sudah 20 tahun, Melodi tidak pernah lagi terlihat gembira, dia
hanya banyak tersenyum seadanya.Setiap hari yang dia kerjakan hanyalah
bernyanyi dan bermain alat musik.Dia tidak suka bergaul dan main bersama teman
temannya karena dia tidak bisa melakukan hal seperti teman temannya
lakukan.Jadi melodi hanya dapat menghafal denah rumahnya dan juga cara
memainkan alat musik, bahkan Melodi tidak mempunyai handphone seperti
kebanyakan gadis.
***
Hari ini adalah jadwal pemeriksaan
mata Melodi.Seperti biasanya dia diantar oleh ibunya untuk memeriksa kondisi matanya.Selagi
menunggu giliran, Melodi menghabiskan waktunya untuk mendengarkan alunan nada
piano dari river flow in you yang membuatnya nyaman dan tidak terlalu takut
saat akan diperiksa nantinya.Sementara ibunya pergi menemui pihak rumah sakit
untuk menanyakan tentang pendonor mata untuk Melodi.
Tidak lama kemudian, ada yang
menyentuh bahunya, sontak Melodi langsung melepaskan hansetnya dan menepis
tangan tersebut yang terasa seperti tangan laki laki dan ternyata benar, tidak
lama setelah itu terdengar seperti suara laki laki yang meminta maaf.
“maaf, tadi
aku udah manggil kamu tapi kamu nggak dengar dan nggak peduliin aku yang didepan kamu, jadi aku nyentuh bahu
kamu soalnya aku mau duduk disitu juga..”ucap laki laki tersebut.
“oh, maaf saya
nggak bisa ngeliat..”jawab Melodi dan bergeser kesamping.
Laki laki itu lalu duduk dan menatap
sebentar ke arah melodi lalu memegang tangannya dan meringis kesakitan namun
ditahannya.
Setelah menunggu sepuluh menit
akhirnya tiba giliran Melodi, dengan dibantu oleh perawat Melodi dituntun untuk
masuk ke ruangan pemeriksaan.Namun pemutar musiknya tertinggal di kursi tempat
Melodi duduk, lalu laki laki tadi melihat pemutar musik itu dan hendak memanggil
Melodi, namun Melodi sudah masuk ke ruang pemeriksaan.Di pemutar musik tersebut
tertulis “Melodi”.
“apakah ini
nama gadis itu?”gumam laki laki tersebut.
Setelah itu dia memutuskan untuk
menunggu sampai Melodi keluar.
Di dalam ruangan, dokter mengatakan
bahwa mata Melodi masih memungkinkan untuk dioperasi karena kebutaan yang
dialami Melodi bukanlah permanen melainkan hanya kerusakan yang disebabkan oleh
kecelakaan yang dialaminya tiga tahun lalu.Maka Melodi mempunyai kemungkinan
untuk melihat kembali jika ada pendonor yang cocok untuk matanya.
”adakah orang yang mau memberikan matanya padaku?mungkinkah?”ucap Melodi
dalam hati.
Setelah Melodi keluar dari ruangan
pemeriksaan laki laki tadi menghampiri Melodi untuk memberikan pemutar musik Melodi
yang tertinggal.
“hay, ini
pemutar musik kamu tadi tinggal di kursi, ada tulisan Melodi..punya kamu
kan?”tanya laki laki tersebut.
“iya, itu nama
aku, terima kasih ya..”ucap Melodi sambil sedikit tersenyum dan melangkah pergi
dengan ibunya.Namun satu suara menahan langkah melodi.
“David,
kemana infus kamu?kamu lepas lagi?sekarang kamu buang dimana?”teriak seorang
perawat kepada laki laki tersebut.
Penasaran, Melodi bertanya kepada
ibunya apa yang terjadi, ibunya menjelaskan bahwa laki laki yang mengembalikan
pemutar suara tadi sedang dimarahi oleh seorang perawat karena keluar dari
ruang rawat inap tanpa izin dan melepas selang infusnya.
“apa dia
terlihat seperti orang sekarat?”tanya Melodi.
“kamu
ngomong apa sih?jangan ngatain orang seperti itu”jawab ibu Melodi.
“bukan gitu
ma, tadi waktu dia duduk di samping mel, mel dengar dia berulang kali menghela
napas seperti menahan sakit”jelas Melodi.
“dia memang
tidak terlihat sehat, walaupun wajahnya tersenyum, namun dia masih tidak bisa
menutupi wajahnya yang pucat.”ucap ibu Melodi sembari menuntun Melodi keluar
dari rumah sakit.
***
Dirumah, Melodi memainkan river
flows in you yang dia dengar saat di rumah sakit tadi, sekilas bayangannya
kembali pada penjelasan dari ibunya tentang laki laki yang bernama David itu.
“ada banyak orang yang tidak dapat merasakan
kebahagian diluar sana.Ada banyak orang yang berjuang untuk hidupnya.Ada orang
yang bahkan menutupi lukanya dengan tawa, namun kenapa aku hanya bisa meratap
tanpa sebab?apa yang salah denganku?”
Sambil terus memainkan pianonya Melodi
memikirkan bagaimana saat dia bisa melihat cahaya kembali, akankah itu terasa
berbeda?.
***
Sabtu siang, Melodi mengunjungi
rumah sakit tempat dia melakukan pemeriksaan secara rutin, hari ini dia ingin
menemui anak anak untuk memainkan sebuah lagu untuk mereka yang telah menjadi
kegiatan rutinnya sebulan sekali selama setahun belakangan ini.Saat Melodi
memainkan jari jari lentiknya, anak anak terlihat begitu semangat mendengarkannya.Saat
tiba waktu bernyanyi, dengan antusiasnya mereka bernyanyi bersama Melodi.
Hari ini Melodi menghabiskan waktu
bersama anak anak dirumah sakit tersebut, hanya dengan anak anak Melodi dapat
tersenyum dengan nyaman karena mereka sama sekali tidak memandang Melodi
sebagai orang cacat yang selalu harus dikasihani karena kekurangannya.
Hari sudah mulai petang, anak anak
kembali ke ruang perawatan masing masing.Begitupun dengan Melodi yang sedang
menunggu supir untuk menjemputnya.
“hay Melodi,
lagi nunggu apaan?”tanya laki laki bernama David itu dengan nada ceria.
“siapa kamu?kenapa
tau nama aku?”tanya Melodi.
“jadi itu
beneran nama kamu?aku pikir nama alat pemutar musiknya.”ucap David dengan nada
mengejek.
“kamu lagi
nggak ngejek aku kan?”ucap Melodi datar.
“iya deh
maaf, becanda doang kok, kamunya sih senyum kok nggak lepas banget..”balas David.
“penting
ya?”ucap Melodi jutek.
Tak lama kemudian supir Melodi keluar
dari mobil dan menuntun Melodi untuk masuk kedalam mobil.
“Melodi,
sering sering ke datang ke sini ya..biar aku ada temen ngobrol”ucap David
dengan nada ceria.
Melodi tidak memperdulikan David,
dia hanya masuk dan menyuruh supir untuk melajukan mobilnya.
“apanya yang
temen ngobrol?perasaan dari tadi dia ngejek aku doang..”gerutu Melodi dalam
mobil.
Pak supir yang selalu mengantarnya
hanya menatap Melodi dari kaca mobil dengan tersenyum.
***
Sesampai dirumah, Melodi kembali
mengingat kata kata David yang menyuruhnya sering sering ke rumah sakit.
“orang
seperti apa dia?selalu berada dirumah sakit namun tadi tidak terdengar nada
seperti orang sakit.Meminta orang tidak bisa melihat untuk menjadi temannya,
apa gunanya itu?atau dia adalah orang yang buruk dan tidak memiliki teman?David,siapa
dia sebenarnya..”Melodi berucap sendiri didalam kamarnya.
Tidak lama kemudian, ibu menghampiri
Melodi di dalam kamarnya dengan membawa kabar gembira yang membuat Melodi
tersentak kaget.
“Melodi,
kamu akan bisa melihat lagi sayang..pihak rumah sakit sudah memberitahukan
bahwa kamu mungkin bisa melakukan operasi pencangkokan mata beberapa bulan
lagi..”tutur ibu Melodi.
“mama yakin?kita
sudah pernah mendengar ini beberapa kali sebelumnya ma..”ucap Melodi.
“nggak
sayang, kali ini mama yakin karena yang akan mendonorkan matanya itu sudah
dalam kondisi kritis, dia yang mengajukan sendiri untuk mendonorkan matanya”
Melodi hanya menangis sambil memeluk
ibunya berharap bahwa berita kali ini akan benar terjadi.
***
Keesokan harinya ibu dan Melodi
kembali pergi ke rumah sakit untuk membicarakan masalah pendonor
tersebut.Selagi ibu membahasnya dengan dokter, Melodi meminta izin kepada
ibunya untuk duduk di taman rumah sakit dengan diantar oleh perawat.Di
perjalanan dia kembali mendengar suara yang tidak asing lagi ditelinganya.
“hey Melodi,
kamu benar benar datang lagi..makasih ya..”ucap David sambil menghampiri Melodi
dengan wajah sumringah.
“pasti
kamu..”
“David,
namaku David..”potong David cepat.
“siapapun
itu, maaf aku bukan orang yang bisa dijadikan teman.ayo sus..”Melodi melangkah
pergi bersama perawat yang diikuti oleh David.
Mereka bertiga sampai di taman rumah
sakit.Melodi dibantu perawat untuk duduk, kemudian David memanggil perawat itu
dengan sebutan kakak.
“kak Ena,
biar aku aja disini sama Melodi, ntar kalau udah mau pulang aku telpon
kakak..”ucap David kepada perawat tersebut.
“loh?tanya
dong sama Melodi dia mau apa nggak..”ucap perawat Ena.
“kami ini
teman, tentu dia mau..”
“nggak, aku
sama perawat aja..”jawab Melodi tegas.
“tu
kan..”ledek perawat Ena.
Tidak lama kemudian perawat Ena
mendapat panggilan untuk segera ke ruang isolasi.
“aduh Mel,
saya ada panggilan..”
“yaudah,
kalau gitu kita balik aja..”
“kalau kamu
disini sebentar boleh nggak?saya nggak lama kok..”
Dengan berat hati Melodi
menganggukkan kepalanya dan setelah itu perawat Ena berlari kecil meninggalkan
David dan Melodi di taman.
“Melodi,
orang bilang jika seseorang yang tidak dapat melihat dengan mata mereka, mereka
dapat melihat dengan hati, benar nggak?”tanya David hati hati.
“Dimana mana
melihat ya pakai mata, merasakan baru pakai hati..”ucap Melodi cuek.
“ya ampun,
kamu memang orang super cuek yang pernah aku temui..ya, kamu benar..lihat
memakai mata, merasakan dengan hati..”
“nggak ada
hal yang bisa membuat aku ramah dan nggak akan pernah ada”ucap Melodi datar.
“benar,
dunia ini tidak adil kan?terlalu banyak cobaan yang tidak dapat kita pikul
sendiri, banyak dari mereka menatap kita dengan kasihan dan menjauh karena kita
beban.”tutur David dengan terus menatap Melodi.
“apa itu yang
sedang kamu rasakan?”tanya Melodi.
“iya, karena
aku pikir kita memiliki pemahaman sama, aku mau kita berteman.”
“hanya karena
kita sama bukan berarti kita cocok jadi teman..”ucap Melodi datar.
“ayolah, aku
akan menjadi anak laki laki paling menyedihkan jika meninggalkan dunia ini
tanpa pernah ada teman.”Ucap David memohon.
Melodi seakan tersambar petir
mendengar perkataan David, kata kata yang diucapkannya seakan mengisyaratkan
keadaan yang tidak memungkinkan dia untuk bertahan lebih lama untuk berpijak di
bumi ini.
“berapa umur
kamu?”tanya melodi.
“kemarin aku
genap berusia 21 tahun..”ucap David penuh semangat.
“diusia semuda
itu kamu sudah mengatakan soal kematian.manusia aneh”ucap Melodi geram.
“kamu marah
ya aku ngomong gitu?”
“jangan
bermain dengan kematian, dia bisa lebih cepat membawamu nanti..”
“maka dari itu
bertemanlah denganku”pinta David.
“apa
keuntungan untukku?”tanya Melodi.
“saat kamu
ke rumah sakit kamu sudah punya teman..”
Melodi hanya tersenyum kecil sambil
mengangguk.Dengan semangat David meraih tangan Melodi untuk berjabat tangan
dengannya.Awalnya Melodi kaget dengan sentuhan David, namun perlahan dia mulai membalas
jabatan tangan David sambil tersenyum dan membuat David bertepuk tangan ria
melihat senyuman Melodi.
“lihat, saat
tersenyum kamu seratus kali lebih cantik..”goda David sambil terus tertawa.
Sementara Melodi hanya tersipu malu
mendengar perkataan David yang sangat berlebihan itu.
***
Hari hari selanjutnya Melodi dan David
menjadi teman baik, sifat David yang periang membuat Melodi terbawa arus
menjadi periang seperti David, saat Melodi memainkan pianonya didepan anak
anak, David ikut bernyanyi bersama mereka.Hari hari Melodi terasa berwarna
dengan adanya David sebagai temannya.
Petang itu, saat Melodi menunggu
jemputan, David menemani Melodi sambil mendengar instrument mozart di pemutar
musik Melodi.
“Dav,kamu
itu orangnya seperti apa sih?wajah, tinggi dan rambut kamu gimana?”tanya Melodi
penasaran.
“eum..aku
orang Indonesia kok,ya seperti laki laki Indonesia kebanyakan..kulit aku nggak
putih putih banget, rambut aku lurus dan hitam legam, tinggi juga Cuma 176 cm
aja..”papar David.
“kapan ya
aku bisa lihat kamu..”ucap Melodi dengan raut wajah sedih.
David terlihat menelan ludah saat Melodi
berkata seperti itu, ekspresinya berubah sendu mengingat apa yang sebenarnya
yang akan terjadi.
“oh iya Dav,
saat aku selesai dioperasi nanti, aku mau kamu salah satu orang pertama yang
aku lihat setelah papa sama mama..”ucap Melodi dengan tersenyum.
David hanya diam sambil terus
menghela napas.
***
Malam harinya David tidur di bangsal
rumah sakit yang sudah menjadi kasurnya sejak lama, dia kembali teringat ucapan
Melodi yang membuat dia meneteskan air mata.
“bagaimana
mungkin kamu bisa melihat aku, jika saat kamu sudah bisa melihat..aku telah
berada di alam yang berbeda denganmu..”
Kemudian David berbaring dengan air
mata yang masih mengalir dipipinya.
***
Pagi itu, David menelpon rumah
Melodi untuk mengajak Melodi datang ke rumah sakit, dengan senang hati Melodi
mengiyakannya dan bersiap ke rumah sakit.Di sana Melodi di tuntun oleh perawat
Ena menuju tempat David.
“sepertinya
ini kamar perawatan, benarkan?”tanya Melodi kepada perawat Ena.
“benar, di
sinilah David dirawat”balas perawat Ena.
Melodi duduk di kursi samping
bangsal David.sementara perawat Ena keluar dari ruangan tersebut.David
memanggil nama Melodi dengan nada yang lemah dan menggenggam tangan Melodi
tanpa tenaga.
“kamu sakit
ya Dav?tangan kamu dingin, suara kamu juga lemah..ada banyak suara alat medis
yang bisa ku dengar..kondisi kamu..”
“aku nggak
baik Mel..kali ini aku benar benar sakit..”ucap David lemah.
Melodi menggenggam erat tangan David untuk menenangkannya.Melodi
mulai menangis membayangkan keadaan David yang tidak bisa dilihatnya.
“aku
menyuruh kamu datang kesini bukan untuk menangis Mel, tapi untuk
menghiburku..”ucap David.
“maafkan aku
Dav, aku bukan wanita seperti itu..”ucap Melodi lirih.
“Melodi,
cukup dengar dan jalani apa yang aku katakan padamu kali ini, aku bukanlah laki
laki yang akan hidup puluhan tahun lagi, aku bukan teman yang akan menemani
kamu sampai kamu menemukan priamu nanti..aku hanya teman yang ingin membagi
duka denganmu, aku hanya kisah yang akan kamu kenang nantinya..aku mohon, maafkan
segala kesalahanku..jika nanti aku tidak mampu bertahan..aku ingin kamu
mengingat aku sebagai David yang selalu membuatmu tertawa bukan David yang
terbaring lemah dan tidak berdaya seperti ini..aku mau kamu menjalani kehidupan
yang lebih baik dengan tawa yang akan selalu menyertai harimu..”
Melodi tidak mampu berkata sepatah
katapun, begitu kata terakhir david terucap disaat itu pula tangis Melodi pecah
sejadi jadinya.Pikirannya sama sekali tidak mau menerima kenyataan yang akan
dihadapinya.
“Mel, cukup,
tangisanmu membuat aku semakin pusing..oh iya..aku dengar operasi mata kamu
akan segera dilakukan..berjuanglah..”ucap David.
“maka dari
itu, berjanji pada ku, sampai aku bisa melihat dunia, kamu harus tetap bertahan
untuk aku..”ucap Melodi dengan isakannya.
David hanya tersenyum sambil menahan
sakitnya, dia sama sekali tidak ingin menjerit sehingga terdengar oleh Melodi.
***
Beberapa hari setelah menjenguk
David, Melodi benar benar mendapat kabar bahwa dia akan melangsungkan operasi
matanya besok di rumah sakit, kerena telah mendapat donor yang cocok.Dia ingin
segera menelpon David untuk mengatakan kabar bahagia ini, namun saat Melodi
menelpon David, David sudah tidak menggunakan nomor itu lagi.
“ada apa
dengannya?kenapa dia mengganti nomornya?”tanya Melodi dalam hati.
Segala sesuatu untuk operasi
pencangkokan mata telah disiapkan, ibu dan ayah Melodi mengiringi anaknya masuk
kedalam ruang operasi.Ibu memberikan semangat kepada putri tunggalnya itu untuk
bertahan dan kuat saat operasi nanti.
Operasi berjalan baik, para dokter
sukses mencangkokkan mata Melodi, hanya perlu menunggu sampai perban yang
menutupi mata Melodi bisa dibuka dan Melodi dapat melihat dunia dengan mata
tersebut.
“Mel, kamu
udah sadar sayang?”tanya ibu Melodi saat melihat tangan anaknya sudah mulai
bergerak.
“ma, Melodi
haus..”ucap melodi.
Lalu ibu Melodi membantu Melodi
untuk meminum airnya.
***
Dua minggu
kemudian..
Melodi sudah membuka perban yang menutup
matanya, saat matanya sudah benar benar terbuka sempurna, hal pertama yangdia
lihat adalah ibu dan ayahnya, dengan senyum yang mengembang dibibirnya dia
meraih ibu dan ayah ke dalam pelukannya.Kemudian dia melihat perawat Ena yang
berdiri disamping ibunya.
“kak Ena, Mel
pikir kakak mempunyai wajah yang manis, ternyata kakak seorang wanita
cantik..”ucap Melodi penuh senyum.
“kamu berlebihan,
gunakan mata kamu untuk mengatakan hal jujur dulu..”goda perawat Ena.
“aku jujur
kok kak,oh iya..dimana David kak?kenapa dia nggak pernah jenguk Mel?”
Semua yang ada di ruangan terdiam
mendengar pertanyaan Melodi.Melihat ekspresi semuanya, Melodi memiliki firasat
buruk tentang David.
”kak Ena,
David masih sakit ya?”tanya Melodi penuh harap.
“besok kakak
bawa Melodi ketempat David ya..”
Melodi hanyak menganggukan kepalanya
sambil menatap kembali ayah dan ibunya.
***
Keesokan harinya, seperti yang telah
dijanjikan oleh perawat Ena, Melodi dan Ena pergi ke tempat David berada.Tempat
itu bukanlah rumah sakit, namun jauh dari rumah sakit.Saat mobil memasuki area
pemakaman, sontak Melodi mengelengkan kepalanya.
“nggak
mungkin, ini benar benar nggak mungkin..”ucap Melodi dengan air mata yang mulai
menetes.
Perawat Ena meraih tangan Melodi
untuk mengikuti langkahnya menuju barisan pusara di tempat pemakaman, di sana
terlihat ada makam baru dengan tanah merah yang masih basah dan belum ditumbuhi
rumput.Melodi mendekati makam tersebut dan membaca nisannya.
“david?kamu
di sini sekarang?”ucap melodi sambil menyentuh nisan tersebut.
“dia
meninggal dua hari sebelum operasi kamu
Mel..”tutur perawat Ena.
“dan aku
nggak tau?kenapa kakak nggak kasih tau aku..”ucap Melodi dalam tangisnya,
“karena David
yang memintanya..”
Melodi tidak mampu berkata apapun
lagi, dia hanya bisa menangis melihat pusara David yang membuatnya pilu.semua
ini terasa bagai mimpi untuk Melodi.
“dia sudah
berjanji..kenapa dia tidak bisa menunggu aku sebentar saja?”
“Mel, kakak
nggak tau harus ngomong apa, ini surat yang ditinggalkan David untuk kamu,
mungkin semuanya akan jelas di sini.”ucap perawat Ena sambil memberikan suarat
tersebut.
Namun tiba tiba hujan menguyur tubuh
mereka sehingga perawat Ena membawa Melodi pergi dari pemakaman.
Kini Melodi sudah sampai di
rumahnya, di dalam kamarnya dia membuka surat dari David, disana ada selembar
kertas dan sebuah foto laki laki yang tersenyum sambil memegang tas di bahunya.
“hay Melodi,
aku tau kamu pasti sudah bisa melihat sekarang, aku benar kan?sekarang ini
pasti kamu sedang menangis dan marah kepadaku karena aku pergi tanpa memberi
tahu kamu dan melanggar janjiku.Kamu pasti ingin melihat wajahku kan?lihatlah
foto itu, itu wajahku saat berusia 20 tahun.Itu diambil pada hari terakhir aku
di bangku kuliah, karena setelah itu aku selalu berada di rumah sakit karena
penyakitku, kamu tau?aku seorang laki laki dengan jantung yang lemah, hingga
saat terakhir jantungku tetap lamah, aku menunggu prndonor sepertimu, tapi aku
tidak seberuntung kamu..jadi, gunakan mata itu dengan baik, lihatlah dunia yang
indah dengan mata itu..karena orang yang memberikannya sangat berharap kamu
bisa hidup lebih baik setelah mendapatkan mata tersebut..maafkan aku dan terima
kasih telah menjadi temanku selama beberpa bulan ini, itu adalah waktu terindah
dalam hidupku, terima kasih..”
Melodi hanya menangis memeluk lembar
kertas tersebut, bagaimana bisa dia tidak tau tentang David, bagaimana bisa dia
terlihat berduka sementara David lebih terluka darinya.
“aku benar
benar teman yang buruk..”ucap Melodi disela tangisannya.
***
Hari hari Melodi lewatkan dengan
bermain piano, namun hatinya masih bertanya tanya siapa yang mendonorkan mata
untuknya.Dia sudah berusaha bertanya kepada ibunya namun ibunya berkata tidak
tau, akhirnya karena begitu penasaran, Melodi pergi ke rumah sakit dan bertanya.Pihak
rumah sakit awalnya tidak bisa memberikan keterangan pendonor, namun setelah
ibu Melodi datang dan mengizinkannya maka pihak rumah sakit memberikan
keterangan tersebut.
“maaf karena
mama nggak snaggup mengatkan ini langsung..”ucap Ibu Melodi.
Melodi membuka map tersebut, hal
pertama yang keluar dari multnya adalah nama David, di sana ada foto dan
keterangan David.Melodi merasa kepalanya pusing dan dia terjatuh dipangkuan
ibunya.
Saat membuka mata Melodi meraih
ibunya dan memeluk dengan erat.Ibu berulang kali berucap maaf kepada Melodi,
sementara Melodi hanya menangis tersedu sedu.
“hiduplah
dengan baik dari mata yang telah diberikan David kepadamu Mel..”ucap ibu Melodi
lembut.
***
Kini, Melodi berjalan ke arah makam
David dengan menggengam bunga di tanganya.Di letakannya bunga tersebut diatas
pusara David, kemudian dia berdoa untuk David.
“kamu pasti
sangat sedih karena tidak mendapatkan pendonor, aku tau benar bagaimana
rasanya..bagaimanapun aku tetap berterima kasih karena kamu mengizinkan aku untuk
melihat dunia dengan matamu, aku akan menggunakannya sebaik yang aku bisa,
istirahatlah dengan tenang, aku akan selalu menjadi teman yang akan mengigatmu
sampai kita bertemu lagi di alam sana..”ucap Melodi seraya menyandarkan
kepalanya pada nisan David.
Setelah itu Melodi melangkah pergi
dari pusara David dengan tetesan air mata yang mengalir di pelupuk matanya.
***
Komentar
Posting Komentar