LARA
DAN DUKA HATI
OLEH
: RAHMAYANI
Ibu adalah sosok
makhluk yang paling mulia di mata semua orang dan dunia,tetapi apakah dunia tau
bahwa dari sekian juta ibu di dunia masih ada segelintir ibu yang tidak
menyayangi anaknya.
Kata kata itu jelas
selalu berputar putar di kepala syima,seorang gadis yang selalu merasa
diperlakukan tidak adil oleh ibunya dan kini sudah mulai beranjak dewasa.
Hari
hari syima dipenuhi oleh rasa kecemburuan terhadap adiknya naila,setiap hari
dia tidak pernah bisa akur atau sejenak bermain bersama adiknya layaknya
seorang saudara.Bagi syima,naila bukanlah adiknya melainkan lawannya.Setiap mereka
bertengkar atau merebutkan sesuatu,ibunya pasti akan membela naila dengan
alasan usia naila lebih muda dan dia masih kecil,padahal semua orang tau bahwa
mereka hanya terpaut usia 1 tahun dan kini mereka sama sama duduk di bangku
kelas 2 sma,masih wajarkah dia di katakan kecil?itu yang selalu ada di benak
syima.
Dulu
sebelum ayahnya meninggal karena kecelakaan,dia selalu mendapat pembelaan dari
ayahnya,namun sekarang tidak ada lagi yang membelanya karena ayahnya sudah 2
tahun meninggal dalam kecelakaan itu,kini syima hidup dalam perasaan lara di
hatinya karena tak kan ada lagi yang membantunya.
Suatu
hari,ibunya mengumumkan berita yang sangat mengejutkan, bahwa ibunya akan
menikah lagi dengan seorang pria yang masih muda,umurnya bahkan hanya terpaut 6
tahun dari syima.Jelas syima menolak dengan keras,walaupun pada kenyataannya
syima harus menerima bahwa ayahnya sudah lama meninggal dan ibunya
kesepian,namun dia tetap tidak mau kalau ibunya menikah dengan pria yang jauh
lebih muda darinya dan seperti
biasa,jika naila tidak menolak maka semuanya akan baik baik saja.Tepat setelah
kenaikan kelas syima ibunya menikah dengan pria itu.
Kini
di hari hari syima sudah ada penghuni baru di rumahnya yaitu ayah mudanya.Karena
syima memanggil ibunya dengan sebutan mama jadi dia memanggil pria itu dengan
sebutan papa.Sejauh ini pria yang bernama danar itu cukup baik dan perhatian
dengan syima,namun karena syima memilki sifat keras kepala maka apapun kebaikan
yang pria itu lakukan tetap saja tidak ada gunanya.
***
Tepat
tanggal 8 januari 2013 usia syima menjadi 17,usia yang bagi gadis gadis lainnya
patut di rayakan namun syima harus menggubur dalam dalam keinginan itu.Karena
jangankan merayakannya,untuk mengingatnya saja ibunya pasti lupa.Jika seorang ibu
menyayangi anaknya dia pasti ingat kapan anaknya itu di lahirkan.Berbeda dengan
syima,dia bahkan tidak pernah menerima kado dari ibunya ataupun ucapan selamat.Ibunya
hanya mengigat kapan tanggal lahirnya dan kapan naila lahir.Mungkin wajar
mengapa ibunya tidak pernah melakukan itu karena syima tidak pernah berkata
sopan dengan ibunya.
waktu itu saat usia
syima 13 tahun dia pergi bersama teman temannya untuk merayakan kenaikan kelas mereka,setelah
pulang dari jalan jalannya tanpa berbicara sepatah katapun ibunya langsung
menamparnya tanpa bertanya dulu kepada syima.
“dasar
anak nakal,kenapa jam segini baru pulang?kemana aja kamu seharian ini hah?”
Syima
hanya memandang ibunya dengan air mata yang hampir berderai di pelupuk
matanya.Syima tak mampu lagi untuk berkata apapun.Yang ada di pikirannya adalah
rasa bencinya terhadap naila karena sebelum dia berangkat bersama teman
temannya syima sudah memberitahu naila bahwa dia akan pulang terlambat karena
akan pergi bersama teman temannya dan syima menyuruhnya untuk menyampaikan hal
ini kepada ibunya.Naila menjawab dengan kata kata yang manis.
“iya
kak,nanti naila kasih tau mama..”
Namun kenyataannya
saat syima di tampar oleh ibunya naila hanya bisa bersembunyi di balik pintu
rumah dan tidak berusaha membantu syima atau hanya sekedar keluar dari dalam
persembunyiannya itu.
Dengan rasa amarahnya dia menatap
ibunya dan berkata.
“apa benar aku anak mama?apa
benar mama yang udah ngelahirin aku?apa benar sikap seorang ibu seperti ini?apa
benar seorang ibu menampar anaknya tanpa memberi anaknya waktu untuk
menjelaskan?aku juga anak mama ,aku berhak ngerasain bagaimana rasanya di
sayang di manja kayak naila.Jika mama pikir aku kuat,mama salah.Aku bahkan
lebih rapuh dari naila ma..”
Setelah berkata
seperti itu syima masuk ke dalam kamarnya dan mengunci pintu rapat rapat.
Kisah itu akan selalu di ingat
oleh syima sampai kapanpun juga.Termasuk sampai hari ini di usianya yang sudah
17 tahun.Sembari syima mengenang ngenang kisahnya itu tiba tiba pria yang tak
lama sudah menjadi ayahnyapun masuk dengan menyanyikan lagu selamat ulang
tahun.Syima kaget bukan kepalang kenapa orang yang baru beberapa bulan tinggal bersamanya bisa tau kapan ulang
tahunnya.
“danar?eh
maaf..maksud aku papa..”
“enggak apa apa kok syima..kamu panggil aja apa yang kamu suka..aku ngerti kamu canggung dengan semua ini..”
“enggak apa apa kok syima..kamu panggil aja apa yang kamu suka..aku ngerti kamu canggung dengan semua ini..”
“iya..maaf
ya..aku belum terbiasa panggil kamu dengan sebutan papa..”
“o
ia..selamat ulang anakku..”
“apaan
sih..geli tau dengarnya”
Setelah mengatakan
hal itu danar tertawa terbahak bahak.Baru kali ini syima merasakan ada orang
yang perhatian dan menyayangi dia dengan tulus,hal itu berlangsung dengan
lama.Kini dia lebih sering bersama danar di bandingkan mama,naila dan teman
temannya,dalam hatinya kini sudah ada orang yang sayang padaanya dan sering
mengajaknya jalan jalan,membuatnya tersenyum dan bahagia sepanjang harinya.
Namun
suatu hari dia melihat mama dan danar bertengkar hebat dan mamanya meminta
danar pergi dari rumahnya.Syima tidak tau kenapa mereka bisa bertengkar tetapi
satu yang dia dengar bahwa danar mencintai wanita lain.Entah kenapa saat
mendengar itu syima menjadi marah terhadap danar namun disisi lain dia merasa
senang karena danar tidak akan lagi menjadi ayahnya dan memanggil danar dengan
sebutan papa.
“puaskan
kakak?”
Tiba tiba naila datang dari
belakangku.
“Maksud
kamu apa sih nai?”
“papa sama mama pisah karena
kakak,kenapa kakak tega selingkuh dengan papa..sebenci apapun kakak sama mama
tapi kakak nggak boleh ngelakuin ini sama mama.Walaupun usia papa itu masih
muda tapi dia itu papa kita kak.”
“naila berhenti!kamu nggak berhak
nuduh aku kayak gitu ya,aku nggak pernah selingkuh sama papa,aku udah anggap
danar itu papa aku kok.Aku bahkan nggak pernah mikir untuk ngerebut papa dari
mama dan alasan kenapa aku deket sama papa itu karena dia papa aku,apa aku
salah?”
Selagi
mereka berdebat danar dan mamanya datang menghampiri naila dan syima.Mama terlihat
sangat marah kepada syima namun syima terlihat biasa saja karena dia sama
sekali tidak mengetahui hal itu.
“syima,kamu nggak salah kok..aku
yang salah selama ini aku mengangap kamu itu seorang gadis bukan seorang anak
dan aku udah ngebuat kesalahan dengan suka sama kamu.”
“apa??”
Setelah
berkata seperti itu danar pergi dari rumahnya.Syima masih kebinggungan dengan
apa yang sudah terjadi.
***
Keesokan
harinya,saat syima terbangun dari tidurnya syima sudah melihat naila berdiri tepat
di samping tempat tidurnya.Syima melihat mata naila merah seperti habis
menangis.
“naila
nggak mau tau,pokoknya kakak harus kembaliin papa ke mama lagi!”
“kenapa?emangnya
apa salah aku?”
“gara
gara kakak,papa jadi pergi dari rumah”
“aku
nggak tau apa apa soal ini,jadi jangan sembarangan nyalahin aku gitu”
“aku
nggak mau tau pokoknya kembaliin papa”
Dengan
kesal naila melempar syima dengan bonekanya,lalu dia berlari ke luar dari kamar
syima,syima menggeram kesal sambil membuang boneka itu ke dinding kamarnya.Syima
benar benar binggung dengan semua ini,apa yang sebenarnya terjadi,apa yang
sebenarnya telah dia lakukan?dengan perasaan binggung yang masih tersisa,syima
menelpon danar dan mengajaknya untuk bertemu di kafe yang sering mereka datangi
dulu.
Setelah sampai disana syima sudah
melihat danar duduk di sudut ruang kafe tersebut.perlahan syima menghampiri
danar dan duduk tepat di hadapannya.Tanpa basa basi terlebih dahulu syima
langsung bertanya kepada danar.
“apa
salah kamu dan kenapa kamu bersikap seperti itu sama mama aku?”
“syima..papa
nggak..”
“jangan
sebut diri kamu papa,kamu nggak pantes jadi papa aku”
“syima..”
“jawab
pertanyaan aku sekarang!aku nggak punya waktu banyak buat ngeladenin orang
kayak kamu”
“baiklah.semua
akan benar benar jelas sekarang.”
Danar
menceritakan sebuah kisah yang membuat syima kaget dan sekaligus tidak
percaya.Dulu saat kejadian ayahnya yang tertabrak danar berkata yang
menyebabkan hal itu adalah dirinya.Saat itu dia sedang mengendarai mobil dalam
keadaan mabuk karena sedang kesal dengan ayah dan ibunya yang akan
bercerai.Karena kekesalan itu dia mengendarai mobil dalam keadaan mabuk dan
kecepatan mobil yang tinggi.Hingga dia tidak melihat ada mobil dari arah yang
berlawanan sehingga peristiwa naas itu terjadi.Hati syima sangat sakit mendengar
cerita dari danar yang semula dia kira itu hanya kebohongan danar semata.Dengan
nada yang terisak isak syima bertanya kepada danar apa hubungan kejadian itu
dengan dia menikahi mama syima.Dan lagi lagi dia menceritakan hal yang membuat
dada syima menjadi sesak.
Setelah
dia sadar atas apa yang dilakukan,keesokan harinya dia menjenguk ayah syima di
rumah sakit,dan meminta maaf kepada ayah
syima,namun sebelum ayah syima meninggal ayah syima mengucapkan kalimat yang
membuat danar tidak tau harus berbuat apa.
“ini bukan salah kamu,mungkin ini
memang sudah menjadi takdir saya,tapi saya minta kamu jaga istri dan anak anak
saya ya?saya tidak ingin mereka sedih karena saya,tolong bantu saya
membahagiakan mereka,saya mohon padamu nak..”
Karena
saat itu usia danar 21 tahun,dia tidak tau bagaimana caranya agar bisa
membahagiakan keluarga syima,akhirnya 2 tahun kemudian dia membuat keputusan
yang seharusnya tidak dia lakukan yaitu menikahi ibunya syima dan akhirnya
berakhir seperti ini.Danar mencintai syima yang sudah menjadi anak tirinya
sendiri,dan mengatakan hal itu kepada ibunya syima sehingga semua kejadian rumit
ini terjadi.Syima terlihat sangat kaget dan sedih dengan kejadian ini.Tanpa
berkata satu patah katapun syima meninggalkan tempat itu dan berlalu pergi.
Sesampainya
syima di rumah dia langsung memeluk ibunya tanpa berkata apapun,ibunya seperti
tidak suka dengan perlakuan dari syima,namun syima terus menangis dan memeluk
ibunya tak lama setelah itu dengan perasaan iba ibunya memeluk syima sambil
mengusap kepala anaknya itu sambil bertanya apa yang telah terjadi.Dengan nada
terisak isak syima menjelaskan apa yang sudah terjadi.Sontak ibu syima
melepaskan pelukannya dan mulai meneteskan air di pelupuk matanya,seolah tak
percaya ibunya bertanya kembali kepada syima untuk meyakinkan dirinya dan syima
menjelaskan hal yang sama kembali,tiba tiba ibu syima mengalami serangan
jantung dan jatuh pingsan.
Setelah
sekitar dua jam lebih ibu syima pingsan akhirnya ibu syima telah sadarkan diri
walau sedikit merasa pusing.
“mama..”
Dengan nada manja naila memeluk ibunya, namun entah kenapa ibunya malah melepaskan pelukan dari naila, lalu ibu syima beranjak dari tempat tidurnya dan keluar mencari syima Di sekitar arah luar lobi dari rumah sakit.
Dengan nada manja naila memeluk ibunya, namun entah kenapa ibunya malah melepaskan pelukan dari naila, lalu ibu syima beranjak dari tempat tidurnya dan keluar mencari syima Di sekitar arah luar lobi dari rumah sakit.
“mama mau ketemu sama danar
syima..”
“tapi
mama baru sadar..”
“mama mohon..”
“mama mohon..”
Karena
melihat ibunya yang mulai ingin menangis syima lalu menuruti kemauan ibunya
itu.Syima,naila dan ibunya pergi menemui danar di taman kota.namun sebelum
sampai di taman kota naila melihat danar sedang berdiri di halte dan segera
turun untuk menemuinya.Danar terlihat kaget melihat syima,naila dan juga ibu
syima karena mereka akan bertemu di taman kota, namun sekarang mereka datang
menghampirinya dan tiba tiba ibu syima menampar danar dengan sangat keras dan
membentak danar dengan kasar.
“kamu tau gimana rasanya
menghidupi 2 orang anak tanpa ada seorang suami?kamu udah membunuh suami dan
ayah dari anak aku..dan sekarang kamu mau ngerusak hubungan aku dengan kedua anak
aku?itu yang kamu inginkan?”
“aku nggak
pernah punya maksud gitu buk..”
“aku
akan perkarakan kembali masalah ini di pengadilan..”
Setelah
berkata seperti itu ibu syima langsung menyebrangi jalan yang sedang banyak
dilalui oleh mobil,tiba tiba ada mobil yang melaju kencang dari arah kiri,syima
menjerit dan langsung berlari menyelamatkan ibunya.Namun setelah berhasil
menyelamatkan ibunya tiba tiba terdengar suara danar dan naila yang berteriak,dengan
kaget syima dan ibunya menoleh ke belakang dan mendapati danar dan naila sudah
tergelak di jalan dengan berlumuran darah.Ibu syima menjerit sangat kencang
lalu mengalami serangan jantug dan jatuh pingsan.
Syima
meminta tolong kepada orang orang untuk membawa mamanya masuk ke dalam taksi
dan pergi ke rumah sakit,sementara danar dan naila di bawa ke rumah sakit
menggunakan ambulance.Setibanya di rumah sakit ibu syima,danar dan naila di
bawa ke ruang UGD,sementara syima menunggu di luar.Syima tidak bisa berpikir
apapun lagi,dia tidak tau apa yang harus di lakukannya,semuanya terasa sangat
mustahil baginya,ibu dan adiknya sedang berjuang melawan maut di dalam,di sisi
lain syima juga khawatir dengan keaadaan danar karena luka di kakinya sangat parah.
Setelah
sekitar 15 menit menunggu dokter keluar dari ruang UGD dan memberitahukan
kepada syima bahwa ibunya baik baik saja dan akan di pindahkan ke ruang rawat,tetapi
naila dan danar dalam keadaan kritis dan kaki danar harus di amputasi karena
terluka parah dan tulang kakinya remuk,setelah dokter menjelaskan hal tersebut syima
melihat danar di bawa ke ruang operasi sementara naila dan ibunya masih di
dalam.Syima melihat keadaan naila dan ibunya melalui jendela ruang UGD lalu
dengan lirih dia berkata.
“kenapa bukan aku aja yang berada
di posisi naila,kenapa harus naila?”
Syima
hanya bisa menangis melihat keadaan adik dan ibunya.
***
Keesokan
harinya syima datang ke rumah sakit sambil membawa baju naila dan ibunya,ibunya
sudah sadar dan 2 hari lagi sudah di perbolehkan pulang.Sementara naila masih
dalam keadaan kritis di ruang ICU.Syima menghampiri ibunya sedang menangis
sambil memegang boneka milik naila.
“ma..mama makan dulu ya,syima
udah buat sup untuk mama..”
Ibunya
tidak menjawab dan terus menangis,terdengar suara orang mengetuk pintu dari
luar dan ternyata itu seorang perawat,dia masuk dan mengajakku berbicara di
luar.Perawat itu mengatakan bahwa naila sudah tidak bisa di selamatkan dan dia
telah meninggal dunia.Sontak syima kaget dan masuk menemui ibunya yang sedang
menangis,syima memeluk ibunya sambil mengatakan bahwa naila telah lebih dulu
pergi.Saat syima mengatakan itu ibunya langsung histeris dan jatuh
pingsan,syima meminta tolong perawat untuk menjaga ibunya dulu sementara dia
ingin melihat naila untuk terakhir kalinya.
Syima
berlari menuju ruang ICU,namun langkahnya terhenti saat beberapa perawat memasuki
ruang perawatan danar.Kemudian dokter keluar dari tempat itu lalu syima
menghampiri dokter tersebut dan menanyakan keadaan danar,dokter mengatakan
bahwa danarpun telah meninggal dunia,tak lama setelah mendengar hal itu syima
jatuh pingsan.
Saat
dia sadar,dia sedang berada di ruang UGD,setelah diam beberapa saat dia baru
sadar bahwa dia belum melihat naila ataupun danar untuk terakhir kalinya,lalu
dia berlari menunju ruang jenazah.Sesampainya syima di sana,dia membuka penutup
jenazah dan melihat wajah naila sudah pucat dan mata yang terpejam,sementara di
sampingnya dia melihat danar sudah terbujur kaku dengan kaki yang telah di
amputasi.
***
Keesokan
harinya naila dan danar di kebumikan di tempat pemakaman umum yang tidak begitu
jauh dari rumah syima,kini syima hanya akan tinggal sendiri,karena ibunya kini
sudah menghuni rumah sakit jiwa karena guncangan batin yang di deritanya.Syima
hanya bisa terdiam dan melihat nisan adiknya saja seraya berkata.
“sungguh,,kini aku sendiri,tanpa
ada yang memarahiku,menyayangiku dan berteriak kepadaku lagi..”
Syima mulai meneteskan air matanya, perlahan dia mencoba untuk melirik ke arah batu nisan danar.
“kamu hanya hadir sesaat dalam hidup aku,tetapi kamu meninggalkan bekas yang sangat dalam di kehidupanku..entah maaf atau terima kasih yang harus kuucapkan..aku tidak tau apa yang harus ku katakan lagi sekarang..”
Syima mulai meneteskan air matanya, perlahan dia mencoba untuk melirik ke arah batu nisan danar.
“kamu hanya hadir sesaat dalam hidup aku,tetapi kamu meninggalkan bekas yang sangat dalam di kehidupanku..entah maaf atau terima kasih yang harus kuucapkan..aku tidak tau apa yang harus ku katakan lagi sekarang..”
Sambil memperlihatkan
sedikit senyuman di bibirnya syima berkata.
“semoga
kalian tenang di alam sana..”
Dulu,syima menganggap hidup dalam
lara setiap harinya adalah hal terburuk,namun kini hal terburuk adalah dia
hidup dalam duka hatinya yang membuat dia sendiri dalam dunia.
Lalu syima
beranjak pergi dari pemakaman tersebut.
Komentar
Posting Komentar