KUNCI HATIKU UNTUKMU
oleh : rahmayani
Perlahan lahan,langkah kakiku mulai menjejaki dataran yang menderus ke atas bukit,sesekali aku melirik kearah kiri dan kanan serta ke arah pohon yang terbilang cukup rindang untuk di jadikan tempat beristirahat.
Sesampainya aku disana,sejenak aku merebahkan tubuhku ke batang pohon rindang tersebut , sembari mengigat ingat kenangan yang pernah aku lalui bersamanya, kenangan yang sulit sekali untuk aku hapus dari ingatanku.Bagiku waktu 3 tahun bukanlah waktu yang singkat untuk menunggu seseorang hadir kembali ke dalam kehidupanku, namun dengan menggengam sebongkah harapan dan cinta di dalam hatiku, aku bersabar menunggu kapan dia akan menemuiku disini, tempat yang pernah dia janjikan dulu.Masih tersimpan apik didalam ingatanku kata kata sebelum dia pergi dan menghilang dari hadapanku.
“dira, aku pergi untuk kembali,dan aku tidak akan pernah melupakan kamu apalagi sampai meninggalkan kamu, percaya sama aku, aku akan kembali 3 tahun lagi.Di tempat ini, tanggal ini dan bulan ini, aku mohon percaya sama aku..”
“aku tidak akan pernah percaya sampai kamu benar benar kembali nantinya dendra..”
hanya itu kata kata yang bisa kulontarkan, padahal sebenarnya saat itu aku berharap sekali kalau suatu saat nanti dia akan benar benar kembali lagi.
Waktu terus berjalan hingga 2 tahun selanjutnya, hatiku mulai bimbang menunggu sesuatu yang tidak pasti akan membuatku bahagia.Banyak cinta yang datang menghampiriku, namun entah mengapa kata kata itu tetap tergiang di telingaku hingga siapapun yang ingin membuka hatiku tidak dapat membukanya, karena pada kenyataannya kunci itu sudah ada ditangan dendra.
Dengan rasa kepercayaan dan keteguhanku yang tersisa aku terus menuggunya kembali tanpa memikirkan seseorang yang telah lama mengharapkan cinta dariku, dia yang selalu menemaniku, dia yang selalu ada di dekatku dan dia yang selalu bersamaku.Tetapi aku tidak pernah sekalipun memikirkan perasaan yang selalu dia pendam.Betapa sakitnya mencintai seseorang yang tidak pernah ingin membuka hatinya untuk kita, sungguh aku mengerti itu.Namun hati tetaplah hati dia sama sekali tidak bisa kita kendalikan dia bisa merasakan apapun dan bertindak semaunya.
Mungkin hanya satu kata yang dapat ku katakan padanya “maafkan aku reindra” .
Reindra, dia adalah seorang pria yang sangat mengerti aku, namun ada satu hal yang tidak dapat dia mengerti dariku yaitu aku tidak mencintainya, keteguhannya terkadang mengganggu pikiranku, hingga aku berniat untuk tidak menunggu dendra lagi.Namun cinta reindra belum cukup kuat untuk membuatku melupakan dendra yang telah berhasil mengunci hatiku dengan rapat sehingga tak ada yang mampu menembusnya.
Saat aku ingin beranjak dari bawah pohon tersebut,tiba tiba ada yang memanggil namaku.Dan benar saja, saat aku menoleh ke arah belakang seorang pria berkemaja kotak kotak sedang melemparkan senyum kepadaku dialah reindra.
Sambil mengulurkan tangannya kamipun berjalan menuruni bukit tempat pohon itu berada.
***
Sebagai seorang wanita aku juga pernah merasakan rasanya kesepian,menunggu setiap saat tanpa bisa memegang sebuah kepastian.Namun saat aku merasakan sepi, bayangan dendra selalu mengelilingi hatiku, menemaniku walaupun di dalam dunia khayalku.Aku mencoba untuk setia walau sebenarnya di dalam setiaku terdapat hati yang lara.
Aku berharap dia kembali agar aku dapat membuang rasa bersalahku kepada reindra,namun sepertinya itu hanya akan menjadi anggan angganku semata,karena tepat pada hari dan bulan yang di janjikannya dulu dia tidak kembali untuk menemuiku.Tetesan air bening yang mengalir dari kelopak mataku menggiringi rasa kesedihan yang teramat dalam yang sedang ku alami.
Aku melihat di ujung sana seorang pria dengan langkah perlahan mendekatiku dan perlahan menyadarkan aku di bahunya, tetesan bening itu terus mengalir dan tak dapat ku hentikan walau dia telah memegang tanganku erat erat.
“dira..jangan menangis untuknya..”
“aku udah nggak sanggup untuk menahannya rein..aku sudah terlalu lama menanti..”
“aku ngerti..karena aku juga merasakannya..aku sama seperti kamu,menanti dan selalu menanti tanpa tau kapan penantian itu akan berakhir..”
Aku tertegun mendengar kata kata reindra, benar..dia sama seperti aku, menanti hal yang tidak pasti.Beginikah rasanya?inikah yang selama ini di rasakan oleh reindra?
aku terus memandang ke atasnya dan melihat sinar matanya yang begitu tajam memandangku.Tatapan itu membuatku merasa bersalah kepadanya, tapi apalah dayaku, aku juga hanya manusia biasa yang tidak mampu bertindak seperti malaikat.
“jangan memaksakan diri..kalau memang kamu nggak bisa cinta sama aku..aku terima kok..”
Reindra menyadarkan Khayalku, lalu aku menampakkan sedikit lengkungan dari bibirku dan berkata kepadanya.
“kenapa aku nggak bisa membuka hati aku ke kamu?padahal kamu adalah orang yang baik..”
“karena kamu nggak mau menyerahkan kunci hati kamu ke aku..”
Aku tidak bisa berkata apapun lagi.Aku hanya tersenyum lalu bangkit dari tempat dudukku dan berlari kecil sambil mengajak reindra, hanya dengan itu aku bisa sedikit melepaskan rasa kesedihanku karena dendra.
***
Keesokan harinya saat aku sedang duduk di halaman rumahku,tiba tiba ada seorang anak kecil yang menghampiriku dan memberikan selembar kertas kepadaku.
“kertas dari siapa ini sayang?”
“nggak tau kak,tadi aku di suruh kasih ke kakak,trus aku di kasih es crem sama kakak itu..”
Saat aku melihat ke arah yang di tunjuk oleh anak kecil itu,aku tidak melihat siapa siapa.hanya ada tukang es cream dan beberapa anak anak yang sedang bermain dan membeli es cream.Dengan nada lembut aku mengatakan terima kasih kepada anak kecil tersebut.Lalu aku membuka lembar kertas itu.
oleh : rahmayani
Perlahan lahan,langkah kakiku mulai menjejaki dataran yang menderus ke atas bukit,sesekali aku melirik kearah kiri dan kanan serta ke arah pohon yang terbilang cukup rindang untuk di jadikan tempat beristirahat.
Sesampainya aku disana,sejenak aku merebahkan tubuhku ke batang pohon rindang tersebut , sembari mengigat ingat kenangan yang pernah aku lalui bersamanya, kenangan yang sulit sekali untuk aku hapus dari ingatanku.Bagiku waktu 3 tahun bukanlah waktu yang singkat untuk menunggu seseorang hadir kembali ke dalam kehidupanku, namun dengan menggengam sebongkah harapan dan cinta di dalam hatiku, aku bersabar menunggu kapan dia akan menemuiku disini, tempat yang pernah dia janjikan dulu.Masih tersimpan apik didalam ingatanku kata kata sebelum dia pergi dan menghilang dari hadapanku.
“dira, aku pergi untuk kembali,dan aku tidak akan pernah melupakan kamu apalagi sampai meninggalkan kamu, percaya sama aku, aku akan kembali 3 tahun lagi.Di tempat ini, tanggal ini dan bulan ini, aku mohon percaya sama aku..”
“aku tidak akan pernah percaya sampai kamu benar benar kembali nantinya dendra..”
hanya itu kata kata yang bisa kulontarkan, padahal sebenarnya saat itu aku berharap sekali kalau suatu saat nanti dia akan benar benar kembali lagi.
Waktu terus berjalan hingga 2 tahun selanjutnya, hatiku mulai bimbang menunggu sesuatu yang tidak pasti akan membuatku bahagia.Banyak cinta yang datang menghampiriku, namun entah mengapa kata kata itu tetap tergiang di telingaku hingga siapapun yang ingin membuka hatiku tidak dapat membukanya, karena pada kenyataannya kunci itu sudah ada ditangan dendra.
Dengan rasa kepercayaan dan keteguhanku yang tersisa aku terus menuggunya kembali tanpa memikirkan seseorang yang telah lama mengharapkan cinta dariku, dia yang selalu menemaniku, dia yang selalu ada di dekatku dan dia yang selalu bersamaku.Tetapi aku tidak pernah sekalipun memikirkan perasaan yang selalu dia pendam.Betapa sakitnya mencintai seseorang yang tidak pernah ingin membuka hatinya untuk kita, sungguh aku mengerti itu.Namun hati tetaplah hati dia sama sekali tidak bisa kita kendalikan dia bisa merasakan apapun dan bertindak semaunya.
Mungkin hanya satu kata yang dapat ku katakan padanya “maafkan aku reindra” .
Reindra, dia adalah seorang pria yang sangat mengerti aku, namun ada satu hal yang tidak dapat dia mengerti dariku yaitu aku tidak mencintainya, keteguhannya terkadang mengganggu pikiranku, hingga aku berniat untuk tidak menunggu dendra lagi.Namun cinta reindra belum cukup kuat untuk membuatku melupakan dendra yang telah berhasil mengunci hatiku dengan rapat sehingga tak ada yang mampu menembusnya.
Saat aku ingin beranjak dari bawah pohon tersebut,tiba tiba ada yang memanggil namaku.Dan benar saja, saat aku menoleh ke arah belakang seorang pria berkemaja kotak kotak sedang melemparkan senyum kepadaku dialah reindra.
Sambil mengulurkan tangannya kamipun berjalan menuruni bukit tempat pohon itu berada.
***
Sebagai seorang wanita aku juga pernah merasakan rasanya kesepian,menunggu setiap saat tanpa bisa memegang sebuah kepastian.Namun saat aku merasakan sepi, bayangan dendra selalu mengelilingi hatiku, menemaniku walaupun di dalam dunia khayalku.Aku mencoba untuk setia walau sebenarnya di dalam setiaku terdapat hati yang lara.
Aku berharap dia kembali agar aku dapat membuang rasa bersalahku kepada reindra,namun sepertinya itu hanya akan menjadi anggan angganku semata,karena tepat pada hari dan bulan yang di janjikannya dulu dia tidak kembali untuk menemuiku.Tetesan air bening yang mengalir dari kelopak mataku menggiringi rasa kesedihan yang teramat dalam yang sedang ku alami.
Aku melihat di ujung sana seorang pria dengan langkah perlahan mendekatiku dan perlahan menyadarkan aku di bahunya, tetesan bening itu terus mengalir dan tak dapat ku hentikan walau dia telah memegang tanganku erat erat.
“dira..jangan menangis untuknya..”
“aku udah nggak sanggup untuk menahannya rein..aku sudah terlalu lama menanti..”
“aku ngerti..karena aku juga merasakannya..aku sama seperti kamu,menanti dan selalu menanti tanpa tau kapan penantian itu akan berakhir..”
Aku tertegun mendengar kata kata reindra, benar..dia sama seperti aku, menanti hal yang tidak pasti.Beginikah rasanya?inikah yang selama ini di rasakan oleh reindra?
aku terus memandang ke atasnya dan melihat sinar matanya yang begitu tajam memandangku.Tatapan itu membuatku merasa bersalah kepadanya, tapi apalah dayaku, aku juga hanya manusia biasa yang tidak mampu bertindak seperti malaikat.
“jangan memaksakan diri..kalau memang kamu nggak bisa cinta sama aku..aku terima kok..”
Reindra menyadarkan Khayalku, lalu aku menampakkan sedikit lengkungan dari bibirku dan berkata kepadanya.
“kenapa aku nggak bisa membuka hati aku ke kamu?padahal kamu adalah orang yang baik..”
“karena kamu nggak mau menyerahkan kunci hati kamu ke aku..”
Aku tidak bisa berkata apapun lagi.Aku hanya tersenyum lalu bangkit dari tempat dudukku dan berlari kecil sambil mengajak reindra, hanya dengan itu aku bisa sedikit melepaskan rasa kesedihanku karena dendra.
***
Keesokan harinya saat aku sedang duduk di halaman rumahku,tiba tiba ada seorang anak kecil yang menghampiriku dan memberikan selembar kertas kepadaku.
“kertas dari siapa ini sayang?”
“nggak tau kak,tadi aku di suruh kasih ke kakak,trus aku di kasih es crem sama kakak itu..”
Saat aku melihat ke arah yang di tunjuk oleh anak kecil itu,aku tidak melihat siapa siapa.hanya ada tukang es cream dan beberapa anak anak yang sedang bermain dan membeli es cream.Dengan nada lembut aku mengatakan terima kasih kepada anak kecil tersebut.Lalu aku membuka lembar kertas itu.
aku
tunggu kamu
di tempat ini
di tempat ini
reindra
Setelah membaca surat itu,aku tersenyum kecil lalu beranjak dari tempat dudukku.Saat aku melangkah menaiki bukit itu, aku merasakan hal yang dulu pernah ku rasakan saat dendra menungguku disana,mungkinkah kini aku sudah mulai mencoba mencintai reindra,tidak!aku langsung menepis perasaan itu,tidak mungkin dia menyuruhku ke sini hanya untuk menyatakan cintanya kembali,pasti ada hal penting lainnya yang ingin dia bicarakan.
Saat hampir sampai disana aku melihat reindra memegang sebuah buku yang terlihat seperti buku harian,aku mendekati reindra lalu bertanya.
“apa kamu mengajak aku kesini untuk melihat isi buku itu?”
Aku bertanya sambil tertawa kecil karena aku hanya sedang menggurauinya,tapi lalu dia menjawab dengan jawaban yang membuatku kaget.
“iya..”
Setelah mendengar kata kata itu aku kembali tertawa kecil.
“buku ini adalah buku harianku,semuanya berisi tentang penantianku,aku rasa aku sudah mulai lelah menunggu,seperti kamu yang sudah lelah menunggu.Dan sekarang aku ingin memperjelas segalanya..”
“aku juga..”
Mendengar kata kataku reindra terlihat kaget.Namun aku membiarkannya untuk melanjutkan pembicaraan.
“sekarang,kalau kamu menerima cinta aku,buang buku ini.Namun jika kamu menolak kembalikan buku ini..”
Perlahan aku mengambil buku itu dari tangannya,setelah melihat dan membaca sedikit isi didalamnya aku memberikan buku itu kembali kepada reindra,aku bisa melihat raut wajah kesedihan dari matanya.
“aku mau kamu yang membuangnya..”
Reindra menatapku dengan tatapan yang belum pernah aku lihat sebelumnya,yaitu tatapan bahagia,perlahan dia mengangkat tangannya lalu membuang buku tersebut di danau yang ada di samping bukit itu.Lalu dia menggenggam tanganku dan berkata.
“apa kamu tulus..?”
“kunci hatiku untukmu reindra,agar tidak akan ada yang memasukinya lagi..”
Reindra tersenyum lalu memelukku.
Tidak ada penantian lagi,kini akau sadar..untuk apa aku menunggu seseorang yang tak pasti..sedangkan di sampingku sudah ada seseorang yang sangat berarti.Kini aku hanya akan memberikan kunci cinta itu untuk reindra bukan dendra.
***
Komentar
Posting Komentar