Part Of Love
Karya : Rahmayani Z.A
Awalnya, aku pikir cinta adalah
omong kosong yang semu.Terlalu banyak manipulatif di dalamnya.Banyak pasangan
yang menebar bahagia di awal jalinan mereka, lalu berakhir dengan duka.Semua
yang awalnya manis bagai kembang gula pasti akan tetap berakhir seperti
pahitnya empedu.
Terlalu naif memikirkan argumenku
yang tidak beralasan itu, hanya karena melihat banyaknya cerita cinta yang
menyakitkan lantas membuatku beranggapan bahwa cinta itu semu.
Anggapanku bukanlah sekedar jeritan
hati dari para remaja tak bertuan, ah..sebut saja jomblo.Yup!bagaikan bumerang,
kata jomblo seperti meledak dimana dimana.Rasanya menjadi seorang jomblo adalah
hal terburuk pada masa ini, padahal tanpa mereka sadari hidup merekalah yang paling
aman.
Kebanyakan remaja yang menjalin
kasih berakhir dengan berbagai drama, baik itu sedih, kecewa bahkan
menderita.Ups!bukan bermaksud tidak menyertakan bahagia di dalamnya, tetapi
itulah kenyataan..sampai sekarang aku belum melihat itu semua.
Ya!tadi itu hanyalah segelintir
jeritan dari masa jomblo.Kalau sekarang itu hanya berfungsi untuk penyemangat
bagi yang masih berkomitmen sendiri.Oke oke, katakanlah jomblo.
Seperti lagu tegar, aku yang dulu bukanlah yang sekarang..begitulah
aku sekarang, bukan dulu ditendang
sekarang ku di sayang..tapi dulu
sendirian sekarang punya pasangan.
Bahagia?bohong kalau dibilang
tidak.Setiap hari akan ada sms yang masuk mengabarkan keadaannya, menanyakan
apa kabar, apa yang sedang kita lakukan dan bla bla bla.Namun, akankah semuanya
bertahan lama?siapa yang tau..akan selalu ada batu sandungan disetiap
perjalannya.Tinggal bagaimana cara kita yang menghadapinya.
***
“cie, yang lagi falling in
love”.Pagi pagi aku mendengar teriakan alay para sahabat sahabat terhebat di
dalam kelas.Bagaimana tidak hebat, baru dua hari aku jadian tapi seisi kelas
sudah tau.
“Dasar
sahabat baek,baru datang udah di cie in..”sahutku sambil duduk di kursi pojok
yang menjadi tempat favorit.
“yaiyalah.seseorang
yang berkomitmen single..eh, udah punya pacar aja.”jawab Nani yang datang dari
depan khusus duduk di sampingku.
“biasa aja Na,
kamu aja yang uda..”belum siap aku berbicara Nani sudah duluan menutup
mulutku.Maklum, dia sebenarnya udah pacaran sama temen abangnya, berhubung dia
dan abangnya beda satu tahun jadi abangnya itu masih kelas tiga dan dia kelas
dua.Karena takut sama abangnya jadilah dia backstreet udah hampir lima bulan
sama cowok kece yang tinggi semampai bernama Dion.
Bunyi nyaring guru mengucap salam
membuat kami terdiam dan mulai mengikuti mata pelajaran.
***
Adakah yang tidak suka hari
libur?pasti tidak ada.Hari libur adalah hari dimana bebas tersenyum dan tertawa
tanpa ada tugas yang harus di pikirkan, walaupun malamnya jungkir balik tetapi
yang penting this is weekend.
Seperti halnya para pasangan lain,
aku dan juga cie an sahabat sahabatku kemarin memutuskan untuk pergi jalan
jalan.Ini adalah kali pertama aku keluar dengannya tetapi aku tidak ribut sama
sekali dengan masalah pakaian, aku hanya memakai setelan yang seperti biasa aku
pakai, ya sebut sajalah aku cuek tetapi itu memang gayaku.
Aku menunggunya hampir sepuluh menit
di depan rumah, maklum aja, aku harus di jemput di depan rumah, kalau di
pinggir jalan..pulang pulang akan ada bodyguard yang bertolak pinggang.Yup!karena
punya abang itu spesial.Mereka kadang kadang berubah sangat protektif terhadap
adik adiknya.
Lima belas menit berlalu dan aku
mulai bosan menunggu.Namun suara klakson motornya mengagetkan aku.Kulihat sudah
ada laki laki yang seumuran denganku melambaikan tangan sambil tersenyum kecil,
dia memakai kemeja kotak kotak hitam dengan garis merah yang dipadukan dengan
celana jeans yang tidak ketat dan sepatu trendy.Rasanya seperti ada yang aneh
dan aku berubah canggung secara tiba tiba.
Aku menyuruhnya masuk terlebih
dahulu dan segera aku ambil tas di dalam kamarku lalu berpamitan kepada ibu dan
dia juga berpamitan tentunya, lalu aku pergi dengan amanat dari ibu jangan
pulang telat dan jaga diri baik baik.
Di jalan aku merasa kikuk karena
belum pernah jalan seperti ini namun Andy itulah namanya, memulai percakapan
lebih dulu.
“Dina, kita
kemana ni?ada usul nggak?”tanyanya padaku.
“ke taman
kota aja dulu ntar ke kebun binatang”jawabku seadanya.
Lalu aku dengar dia tertawa kecil
setelah aku berkata seperti itu.Sebelum aku bertanya dia sudah menjelaskan
terlebih dahulu.
“aku pikir
kamu bakalan jawab terserah, maaf ya..udah buruk sangka duluan.”
Aku hanya menaikan sebelah alisku
dan ikut tertawa kecil tanpa mengerti apa maksud Andy tadi.
***
Oke.Rencana ke taman kota dibatalkan
karena kami lebih antusias pergi ke kebun binatang.
Setelah parkir dan membayar uang
masuk, kami bergegas melihat binatang binatang.Aku memilih untuk melihat reptil
terlebih dahulu dimulai dari Komodo lalu begitu terus hingga kami sampai di
tempat Kangguru.
“lucu ya,
kantongnya bisa gitu..”ujarku terkekeh.
“lucuan juga
kamu, dari tadi Kanggurunya lompat kamu ikutan lompat juga.”ujarnya sambil
tertawa.
Aku hanya bisa memonyongkan mulutku
dan lanjut melihat lagi ke tempat lain sebelum dia memberi cap aku sebagai
Kanggurunya Indonesia.
Awalnya aku mengira Andy adalah
pribadi yang dingin, namun ternyata dia bisa membuat aku tertawa bahagia
sepanjang hari di kebun binatang, terkadang dia bergurau dan memberi
pengetahuan baru tentang binatang binatang yang kami lihat kepadaku.
“Dy, kamu
golongan anak pintar ya?”tanyaku ingin tau.
“nggak juga,
biasa aja..pinteran juga kamu kayaknya”katanya balik.
“terus,
kalau kamu nggak pinter, kenapa ikutan olimpiade saat itu?”tanyaku penuh
selidik.
Yup!awal pertemuan kami adalah di
hari olimpiade tingkat kabupaten, aku dan Andy beda sekolah, walaupun jarak
antara sekolah kami tidak terlalu jauh.Saat pertama kali aku melihat Andy aku
bahkan tidak terpikir akan menjadi pacarnya.Hal itu berlangsung begitu saja.Aku
mengenal temannya yang satu sekolah denganku saat smp dulu dan dia mengenalkan
Andy padaku, setelah itu beberapa hari kemudian Andy menelponku dan semua
mengalir hingga seperti sekarang ini.
“Dina?kenapa?nunggu
jawaban aku ya?”kata Andy menyadarkan lamunanku.
“iya dong,
kan penasaran..”jawabku antusias.
“anggap aja
iya, aku kayak kamu kok, urutan kedua di kelas..”sambil mengembangkan
senyumannya.
Setelah Andy menjawab apa yang aku
mau, aku tidak bertanya lebih lanjut lagi.Kemudian kami pergi ke salah satu
tempat makan untuk mengisi perut yang sudah keroncongan.Aku memakan makananku
dengan nyaman, tapi tidak setelah menyadari Andy memandangiku.
“kenapa?aku
aneh ya?”tanyaku tidak tau.
“nggak kok,
kamu itu apa adanya banget ya..biasanya cewek akan makan dengan feminim di
depan cowoknya..tapi kamu nyaman banget makanan..aku suka..”tutur Andy yang
membuatku membulatkan mata.
“aku emang
gini orangnya..ahh..udahlah..makan tu, ntar keburu dingin nggak enak
lagi..”kataku sambil melanjutkan makan.
Selesai makan kami memutuskan untuk
pulang, karena hari sudah mulai petang.Sesampainya di rumah, Andy langsung
berpamitan karena hari sudah petang, aku hanya mengangguk dan mengucapkan
sampai jumpa.Lalu aku masuk ke rumah dan langsung ke kamarku yang hijau dan
menghempaskan tubuhku di kasur empuk yang menjadi tempat istirahatku setiap
malam.Saat aku membayangkan hari ini aku hanya tersenyum dan sesekali tertawa
kecil dengan pipi merona.
***
Keesokan harinya aku berangkat ke sekolah
dengan diantar oleh bang Arya, abangku yang kedua, sementara yang pertama sudah
memiliki pekerjaan dan sekarang di rantau orang.
“bang, nanti
nggak usah di jemput ya..”kataku dengan wajah sok manis.
“baguslah.sekali
kali kan abang mau juga cewek lain yang duduk di belakang..masa kamu kamu aja
dari dulu.”ucap bang Arya sambil mengejek lalu melajukan sepeda motornya.
Lalu aku masuk ke dalam kelas dengan
wajah yang sangat cerah.
“gimana
jalan jalannya?”tanya Nani penasaran.
“eum..asik,
dapat ilmu plus makan gratis.”kataku sambil menunjukkan susunan gigi rapiku.
Kemudian Nani tertawa keras hingga
seisi kelas menatap kami.Lalu aku menutup mulutnya sambil berkata it’s oke
kepada seluruh penghuni kelas.
“apaan sih Nan..teriak
teriak kayak di hutan..”kataku kesal.
“aku itu
lagi bayangin..orang kayak kamu yang anti pacaran tapi tiba tiba jatuh cinta
sama seorang cowok.Pasti cowok itu tipe yang kamu cari selama ini, dan sebelum
ketemu tipe kayak dia kamu nutupinnya dengan cara nggak mau pacaran,iya kan?”kata
Nani dengan kepedeannya.
“sok
tau!enggak lah.aku itu emang pilih pacar yang tepat.Nggak ada pake
topeng..”sergahku tidak setuju.
“hati hati
loh..jangan terlalu apa adanya..nantii..”lalu aku memotong kata kata Nani.
“Nani..dengar
ya..pacaran itu bukan sekedar jaim jaiman sama pacar.Kalau kita apa adanya ntar
dia bisa lihat kok, kita itu tipe dia atau nggak, kalau emang bukan tipe dia,
ya berarti kita bukan jodoh dia.”kataku mantap.
“sekarang
bisa ngomong gitu, ntar kalau udah cinta banget seratus persen gimana?”tanya Nani.
Aku hanya bisa tersenyum dan berucap
dalam hati.
Kalau cinta kita
seratus persen untuk kekasih, dimana letak keluarga dan sahabat?kekasih adalah
bagian dari cinta.jadi saat dia terlepas masih ada cinta yang tetap harus dijaga.
“hey,
gimana?”tanya Nani penuh harap.
Aku hanya tersenyum dan berkata
kembali dalam hati.
He is not everything, but he is part of love..
***
THE END
Komentar
Posting Komentar