SELF IMPROVEMENT
“Bagi seseorang yang selalu menang
didalam hidupnya, kalah adalah pukulan yang terberat.”
Itulah yang sedang menimpa Hana.Hana
adalah seorang gadis berusia 15 tahun yang selalu berhasil mengwujudkan
harapannya.Dia terlahir dari keluarga yang berada, segala hal yang
diinginkannya semua bisa didapat hanya dengan meminta kepada orang tua.Namun
segala sesuatu tidak mungkin selalu berjalan seperti apa yang diinginkannya,
terkadang dia terlalu yakin sehingga merendahkan orang lain dan berkata mereka
tidak akan bisa, hingga pada satu titik kenyataan dia harus rela melepaskan
harapan yang telah lama diinginkan hanya karena keangkuhan yang dia miliki.
***
Pemilihan peserta olimpiade tingkat
provinsi akan dilaksana sebulan lagi, siswa siswi SMP di sekolah yang
berprestasi beramai ramai mengisi formulir untuk penyeleksian siapa yang akan
mewakili sekolah untuk olimpiade tersebut.
Hana berlari kecil menuju ke tempat
pengambilan formulir.Sesampainya disana dia memasang wajah kaget karena melihat
begitu banyak yang akan mengikuti seleksi tersebut, raut wajahnya lalu berubah
menjadi tidak suka melihat situasi ini, dia menerobos kedepan tanpa menunggu
antrian lebih dulu.
“bu
aini, kenapa banyak sekali yang ikut seleksi?”tanya Hana kepada guru yang
membagikan formulir.
“kalau
begitu bagus sekali, berarti disekolah ini masih banyak yang mau peduli dengan
hal yang seperti ini untuk membawa harum nama sekolah kita, tidakkah sebaiknya
kamu mengantri seperti teman teman kamu yang lain?”bu aini tersenyum ramah sambil
menyerahkan selembar formulir pada Hana.
“maaf
bu..tapi bu, bukankah seharusnya hanya yang mendapang rangking 3 besar yang
mengikuti seleksi ini?”tanya Hana dengan wajah mulai masam.
“tidak
juga, karena banyak yang berminat jadi ibu memutuskan untuk memberi peluang
kepada siapanpun yang mau ikut, nah..karena kamu sudah mendapatkan formulir
sebaiknya kamu mengisi terus formulir yang kamu pegang itu, karena teman teman
kamu yang lain sudah mengantri..”bu aini lalu melayani siswa siswi yang lain.
Hana berlalu dari tempat tersebut
dengan wajah yang kusam, dia melirik kepada teman temannya yang lain dengan
lirikan meremehkan.
Hana adalah seorang siswi yang
pintar, namun banyak dari temannya tidak mau berteman dengan dia karena Hana
selalu menganggap dirinyalah yang terbaik dan hanya dialah yang benar, jadi dia
tidak mempunyai teman akrab yang selalu disampingnya.Hana selalu berkata bahwa
dia mampu melakukan sesuatu dengan baik tanpa perlu bantuan dari orang
lain.Babak baru mulai menghampiri Hana, dimana dia harus menerima sesuatu hal
yang selama ini tidak ada dalam pikirannya.
1 BULAN SEBELUM OLIMPIADE.
Hana pergi ke perpustakaan untuk
membaca buku buku materi pembelajaran.Dia memilih mata pelajaran matematika dan
biologi untuk seleksi perlombaan nanti, walaupun dia memilih matematika dan
biologi dia sama sekali tidak menyentuh buku biologi yang sudah diambil tadi,
melainkan hanya fokus terhadap materi materi pelajaran matematika.Menurutnya
dia sudah sangat ahli dalam bidang biologi karena tahun lalu dia mewakili
sekolah untuk bidang tersebut hingga tingkat nasional dan meraih medali
perunggu, jadi dia tidak perlu ambil pusing dalam tingkat itu karena dalam
pikirannya pasti dia yang akan mewakili sekolahnya lagi untuk olimpiade.Hana
ingin belajar matematika dengan sungguh sungguh agar dapat mengalahkan lawannya
yang selalu hampir seimbang dalam segala hal dengannya, gadis itu juga yang
mewakili sekolahnya untuk olimpiade matematika, gadis itu bernama Isha.
Isha
adalah seorang gadis pendiam yang tidak banyak bergaul, namun dia sangat pintar
dalam hal matematika dan juga kesenian, dia kerap mewakili sekolahnya untuk
ajang kreasi dan olimpiade sains dan tidak sedikit pula pengahargaan yang
ditorehkan olehnya, oleh karena itu Hana merasa tersaingi dengan Isha karena
banyak orang yang membeda bedakan mereka walaupun semua tau bahwa Hana sedikit
lebih unggul dari Isha, itu terbukti saat Hana meraih juara umum sementara Isha
berada di urutan kedua.Isha juga bukan dari keluarga yang berada seperti Hana,
ibunya hanyalah seorang penjahit dan ayahnya hanya seorang buruh pabrik yang
tidak tetap.Meskipun begitu sikap yang ditunjukan Isha lebih baik daripada
Hana.
Kembali
kepada Hana yang sedang diperpustakaan, disana dia mulai mengerutu karena
banyaknya rumus yang harus dia cari, namun jiwa kompetetifnya membuat dia terus
berusaha hingga dia mampu melakukannya.
HARI SELEKSI ANGGOTA OLIMPIADE.
Semua siswa dan siswi peserta
seleksi olimpiade sudah siap dengan peralatan yang diperlukan, semuanya
berbaris sambil memegang formulir sekaligus nomor peserta.Satu per satu siswa
dan siswi masuk ke dalam ruangan.
Bu Aini selaku pengurus acara
seleksi memberikan arahan singkat kepada seluruh muridnya yang berpartisipasi
hari ini, dilanjutkan dengan pembagian lembar soal kepada tiap tiap murid, saat
melewati satu kursi bu Aini mendesah lalu kembali membagikan kertas lembar soal
kepada murid lainnya hingga sampai pada yang terakhir adalah Isha.
“sepertinya
kemungkinan untuk menang sangat besar untuk kamu..”kata bu Aini sambil
tersenyum lalu berjalan menuju meja guru yang berada didepan dan memberi aba
aba kepada murid muridnya untuk segera melaksanakan soal soal di lembar
jawaban.
Tidak lama kemudian Hana masuk dan
meminta maaf karena terlambat kepada bu Aini, melihat Hana, bu Aini hanya
tersenyum dan mempersilahkan Hana untuk segera duduk agar tidak terlambat
mengikuti tes seleksi.
Selama tes berlangsung Isha terlihat
sangat tenang dalam menjawab soal,namun pemandangan berbeda terlihat pada Hana
yang terlihat sesekali terkejut dan binggung dengan soal soalnya, tidak lama
setelah itu Hana bertanya kepada bu Aini.
“maaf
bu Aini..kenapa soal soalnya seperti ini?”tanya Hana.
“ada
apa dengan soalnya Hana?”tanya bu Aini sembari beranjak dari tempat duduknya
menuju ke tempat duduk Hana.
“kenapa
soal biologi sangat berbeda dari tahun lalu?”Hana terlihat berkaca kaca.
“Hana..bukannya
ibu sudah pernah bilang?strukturnya sudah berbeda..itulah megapa ibu mengatakan
untuk melihat baik baik formulirnya dan jangan terlalu tidak mau tau dengan hal
yag sudah kamu bisa, kerjakan saja ya..mudah mudahan kamu mengerti dengan soal
soalnya..”kata bu Aini sembari mengelus rambut Hana lalu beranjak kembali ke
tempat duduknya.
Hana hanya bisa menahan rasa kesal
dan marahnya karena telah mengabaikan pelajaran yang dianggapnya sudah mampu
dikuasai.
Setelah seleksi usai, Hana keluar
ruangan dengan muka masam.Di hatinya dia terus menggerang kesal karena
kesalahannya sendiri.Tetapi Hana tetaplah Hana, dia tetap merasa yakini dengan
dirinya sendiri bahwa dia pasti akan mewakili sekolahnya untuk olimpiade karena
dia adalah peraih perunggu tahun lalu.
***
Seminggu setelah ujian seleksi,
akhirnya saat diadakan upacara rutin hari senin kepala sekolah mengumumkan
siapa yang akan mewakili sekolah dalam olimpiade tahun ini.Hana yang berdiri di
barisan paling depan dengan santai mendengarkan kata kata kepala sekolah seolah
dia pasti akan terpilih untuk salah satu cabang apalagi biologi, keyakinannya
itu sudah sangat tinggi sehingga dia memandang teman temannya yang lain dengan
tatapan sinis seperti biasanya.
Tibalah saatnya kepala sekolah
mengumumkan siapa yang akan mewakili
masing masing cabang.Nama pertama yang keluar adalah nadira yang mengikuti
cabang teknologi informasi, Hana tidak terkejut mendengarnya karena nadira juga
mewakili sekolahnya tahun lalu, kemudian diikuti dengan cabang yang lainnya
hingga sampai pada cabang matematika hana menunggu dengan perasaan yang tidak
tentu.Saat kepala sekoah menyebutkan nama yang akan mewakili sekolah kepala
Hana rasanya seperti dihantam betu besar karena bukan Hana ataupun Isha yang
terpilih melainkan Kalila duta sekolah mereka.Rasa cemas mulai menggelayuti
Hana, hatinya mulai tidak yakin karena dia banyak melakukan kesalahan saat
mengisi lembar soal biologi saat selseksi.Saat diumumkan perwakilan dari cabang
biologi Hana serasa ingin keluar barisan untuk lari karena tidak mau
mendengar.Dan benar saja, Ishalah yang terpilih menjadi perwakilan
sekolah.Wajah Hana mulai memerah dan matanya berkaca kaca, namun dia mehan
sekuat tenaga untuk tidak menangis, setelah upacara selesai Hana buru buru lari
masuk ke ruang kelas.
“mungkin
itu pelajaran untuknya agar tidak meremehkan orang lain”terdengar beberapa
siswi berbisik tentang hal yang baru saja terjadi.
***
Pelajaran
demi pelajaran usai, Hana sama sekali tidak merespon apa yang djelaskan oleh
guru guru, biasanya dia akan bertanya hal hal yang membuat suasana kelas
menjadi penuh dengan suaranya, namun ari ini semangatnya pupus karena kejadian
memalukan seperti ini.
Saat
jam istirahat Hana tidak bergerak sedikitpun dari tempat duduknya bahkan saat
teman teman yang lain mengajaknya ke kantin dia hanya menggeleng dan
menenggelamkan kepala diantara kedua tangannya.Bu Aini yang tau persis sifat
Hana menghampiri salah satu muridnya itu.
“ada
apa hana?kenapa tidak ke kantin?kamu tidak lapar?”tanya bu Aini.
Hana hanya menggeleng tanpa
mengucapkan sepatah katapun.Bu aini dengan sayang mengelus rambut Hana.
“hana..ibu
tau kamu pasti kecewa, terkadang apa yang kita harapkan tidak berjalan seperti
yang kita kehendaki, ada Allah yang mengatur semuanya, kita hanya mampu berusah
utnuk melakukan yang terbaik, yang perlu kamu ingat hanyalah jika kita ingin
mendapatkan yang kita inginkan kita harus berusaha karena hanya itulah jalan
keluar terbaiknya..”nasehat bu Aini sambi terus mengelus rambut Hana yang masih
tenggelam dalam kesedihannya.Lalu Hana mengangkat wajahnya yang sudah merah
diisi oleh genangan air mata.
“tapi
buk, saya tidak menyangka kalau akan seperti ini,tahun lalu saya membwa nama
harum sekolah hingga tingkat nasional, tetapi kenapa sekarang seperti ini?”tanya
Hana dengan nada terisak isak.
“bukan
hanya kamu yang kaget Hana, semua gurupun merasakan hal yang sama, karena nilai
kamu berbanding jauh dengan Isha, hampir 40 persen..dan dewan guru tidak bisa
memilihmu jika kamu sudah tidak sungguh sungguh seperti ini nak..”ucap bu Aini
dengan lembut.
“Saya
serius bu Aini, saya belajar dengan sungguh sungguh utnuk olimpiade kali
ini..”jawab Hana dengan nada sedikit mengeras.
“sudahlah
Hana..biarkan semua yang telah berlalu,yang penting sekarang kamu belajar
dengan sungguh sungguh agar nilai kamu bertahan dan naik kembali..sebentar lagi
masuk jadi hapus air mata kamu ya..malu kan kalau teman teman melihat..”ucap bu
Aini sambil mengusap air mata Hana, seraya bangkit dari tempat duduknya dan
kembali ke kantor dewan guru.
Hana hanya termangu menunggu teman
teman lain masuk ruangan lalu melanjutkan pelajaran dengan tidak semangat.
***
Sudah satu minggu setelah pemilihan
itu, Hana hanya belajar dan belajar tanpa melakukan apapun, dia juga tidak
mencari masalah dengan siapapun.Gayanya tidak lagi angkuh melainkan lebih
menyendiri dan hanya membaca juga belajar.
Saat jam istirahat Hana dipanggil bu
Aini ke kantor dewan guru, sesampainya disana dia melihat bu Aini sedang
memeriksa tugas siswa siswi.Bu Aini mempersilahkan Hana duduk karena ada yang
ingin dikatakan.
“Hana,
bagaimana kabar kamu belakangan ini?”tanya bu Aini sambil tersenyum.
“baik
bu, hanya sedikit tidak bersemangat..”ucap Hana sambil menghela napas.
“kamu
tidak boleh seperti itu, mulai hari ini kamu harus lebih giat belajar lagi,
kamu harus semangat supaya sekolah kita bisa meraih medali emas tingkat
nasional tahun ini..”kata bu Aini sambil memeriksa tugas para siswa siswi.
“seharusnya
ibu berkata seperti itu kepada Isha dan juga peserta lain, karena mereka yang
akan mengerjakannya bukan saya..”ucap Hana dengan mata yang berkaca kaca.
“lho,
kamu kan juga peserta Hana,ibu punya kabar baik untuk kamu..kamu akan mewakili
sekolah kita di olimpiade biologi lagi tahun ini..”kata bu Aini sambil
menyerahkan selembar kertas kepada Hana.
“bu,
maksunya apa ini?saya amsih kurang menegrti..”ucap Hana kaget.
“Kalila
harus mewakili sekolah dalam ajang pemilihan duta wisata di hari olimpiade,
jadi cabang matematika akan di ambil alih oleh Isha sementara cabang biologi di
serahkan kembali padamu, selamat ya..”jelas bu Aini kepada Hana.
Hana hanya bisa diam tak berkutik
saat mendengar penjelasan bu Aini, lalu dengan sesungging senyuman Hana
mengucapkan terima kasih kepada bu Aini, lalu berkata akan berusaha keras untuk
menjadi yang terbaik dan belajar dengan giat.
TIDAK ADA MANUSIA YANG SEMPURNA, Semua
pasti pernah melakukan kesalahan, tergantung kita yang ingin memperbaikinya
atau tetap dalam kesalahan itu hingga waktu terus memutar jarumnya. SELF
IMPROVEMENT itulah yang harus kita lakukan.
***
Komentar
Posting Komentar