SEGENGGAM CINTA UNTUK KASIH
Oleh : RAHMAYANI
“aku sayang
kakak”itulah kata yang selalu di lontarkan oleh kasih ketika aku mau memenuhi
setiap permintaannya.Kasih adalah satu satunya adikku, dan hanya dia yang aku
miliki dalam hidup ini.
Kami hanya tinggal berdua di rumah yang mewah, tanpa ada ayah, ibu dan saudara lainnya, karena mereka telah meninggal 2 tahun lalu saat kecelakaan mobil.Dulu aku memiliki keluarga yang sempurna, harta melimpah, kebahagian yang begitu indah dan juga seorang kakak.Namun semua harus berakhir hanya dalam satu hari bahkan bisa di katakan dalam hitungan jam. Dua tahun lalu ayah dan ibu pergi menjemput kak lili, dia adalah kakakku.Saat itu, kak lili baru menyelesaikan kuliahnya di australia yang telah 5 tahun dia jalani.Dia ingin saat kembali ke indonesia hal pertama yang dia lihat adalah keluarganya, jadi ayah dan ibu menjemput kak lili di bandara, sementara aku dan kasih tidak di izinkan pergi oleh ayah karena saat itu masih pagi dan kami harus pergi ke sekolah.Setelah menjemput kak lili ayah dan ibu bermaksud menjemput aku dan kasih di sekolah, karena saat itu aku duduk di kelas 3 smp dan kasih kelas 1 smp jadi kami satu sekolah. Tapi, Sebelum ayah, ibu dan kak lili sampai di sekolah kami, tiba tiba ada truk yang menabrak mobil yang di naiki oleh ayah, ibu dan kak lili.Sehingga mobil yang mereka naiki terbalik dan terjepit di bawah truk tersebut.Tak ada yang selamat dalam kejadian itu ayah, ibu, kak lili tewas seketika di tempat kejadian. semenjak kejadian itu, aku dan kasih hanya tinggal berdua di rumah mewah yang dulu pernah kami tinggali bersama ayah, ibu dan kak lili.Banyak keluarga yang meminta kami untuk tinggal bersama mereka, tapi aku tidak pernah mau menyetujuinya, hingga sampai sekarang kami hanya tinggal berdua, hanya aku dan kasih. ***
Kami hanya tinggal berdua di rumah yang mewah, tanpa ada ayah, ibu dan saudara lainnya, karena mereka telah meninggal 2 tahun lalu saat kecelakaan mobil.Dulu aku memiliki keluarga yang sempurna, harta melimpah, kebahagian yang begitu indah dan juga seorang kakak.Namun semua harus berakhir hanya dalam satu hari bahkan bisa di katakan dalam hitungan jam. Dua tahun lalu ayah dan ibu pergi menjemput kak lili, dia adalah kakakku.Saat itu, kak lili baru menyelesaikan kuliahnya di australia yang telah 5 tahun dia jalani.Dia ingin saat kembali ke indonesia hal pertama yang dia lihat adalah keluarganya, jadi ayah dan ibu menjemput kak lili di bandara, sementara aku dan kasih tidak di izinkan pergi oleh ayah karena saat itu masih pagi dan kami harus pergi ke sekolah.Setelah menjemput kak lili ayah dan ibu bermaksud menjemput aku dan kasih di sekolah, karena saat itu aku duduk di kelas 3 smp dan kasih kelas 1 smp jadi kami satu sekolah. Tapi, Sebelum ayah, ibu dan kak lili sampai di sekolah kami, tiba tiba ada truk yang menabrak mobil yang di naiki oleh ayah, ibu dan kak lili.Sehingga mobil yang mereka naiki terbalik dan terjepit di bawah truk tersebut.Tak ada yang selamat dalam kejadian itu ayah, ibu, kak lili tewas seketika di tempat kejadian. semenjak kejadian itu, aku dan kasih hanya tinggal berdua di rumah mewah yang dulu pernah kami tinggali bersama ayah, ibu dan kak lili.Banyak keluarga yang meminta kami untuk tinggal bersama mereka, tapi aku tidak pernah mau menyetujuinya, hingga sampai sekarang kami hanya tinggal berdua, hanya aku dan kasih. ***
Suatu hari, kasih
memintaku untuk membelikannya notebook baru, padahal dia sudah mempunyai itu
sebelumnya, namun karena melihat temannya membeli keluaran terbaru maka dia
juga menginginkannya.Bagiku tidak masalah dia meminta hal seperti itu, karena
harta yang di tinggalkan ayah lebih dari cukup.Namun aku tidak bisa membiarkan
kasih seperti ini terus karena jika seperti ini sampai kapanpun dia tidak bisa
menghargai uang. Usiaku
kini baru beranjak 17 tahun, namun aku sudah mulai bekerja.Walaupun perkerjaan
yang aku lakukan tidak memakai otot seperti kebanyakan anak anak yang tidak
mempunyai orang tua lainnya, tetapi aku sudah cukup merasakan bagaimana
lelahnya mencari makan sendiri dan menghidupi seorang adik.Semenjak 1 tahun
lalu aku sudah mulai mengikuti jejak ibu sebagai seorang perancang busana, aku
mencoba membuat beberapa rancangan dan ternyata banyak yang menyukainya
akhirnya sampai sekarang pekerjaan itulah yang aku lakukan setiap harinya. “kak abil..minta uang donk,kasih
mau hang out sama temen temen ne..” “nabila kasih..bukan abil..” “itukan panggilan sayang aku ke kakak,
mana uangnya?bagi dong kak..” “kasih..kakak kan baru kasih kamu
satu juta 2 minggu kemarin..apa nggak cukup?” “nggak cukup kak..” “kenapa nggak cukup?kakak aja cukup..” “yaialah..kakak kan nggak sering hang
out..” “kakak nggak akan kasih kamu uang
lagi” Kasih
mulai menunjukkan raut wajah yang kesal
kepadaku, tetapi apa boleh buat, ini juga demi kebahagiannya sendiri nanti. “kakak pelit banget sih, ayah dulu
nurutin apa yang kasih mau, itu jugakan uangnya kasih, bukan uang kakak
semua..jadi kasih berhak sama uang itu..kakak itu sekarang udah jadi perancang
busana terkenal, masak minta uang segitu aja pelit, kakakkan bisa cari lagi
nanti..” “kasih berhenti..kakak nggak suka
kamu gini.Kamu pikir uang yang di tinggalkan ayah tidak akan pernah habis?itu
nggak akan cukup untuk hidup kita kasih..kalau kamu memang mau uang lebih, cari
sendiri..”
“kakak jahat..aku benci kakak..” Kasih berteriak kepadaku lalu berlari pergi.Saat kasih bersikap seperti itu rasanya hatiku perih sekali, tidak bisakah dia mengerti sedikit saja perasaanku?itulah yang selalu aku pikirkan.Kasih tidak pernah berpikir betapa aku bekerja keras hanya demi masa depannya.Bahkan dia selalu merasa bahwa harta yang ditinggalkan ayah tidak akan pernah habis walaupun dia menghambur hamburkannya.
Seperti biasanya, malam ini kasih tidak pulang ke rumah dan lebih memilih menginap di rumah temannya hingga aku menuruti kemauannya.Aku selalu tidak berdaya untuk bersikap keras kepadanya, aku takut sekali kehilangan satu satunya keluarga yang aku miliki.Hingga akhirnya aku memenuhi keinginan kasih dan dia kembali kerumah.
“kakak jahat..aku benci kakak..” Kasih berteriak kepadaku lalu berlari pergi.Saat kasih bersikap seperti itu rasanya hatiku perih sekali, tidak bisakah dia mengerti sedikit saja perasaanku?itulah yang selalu aku pikirkan.Kasih tidak pernah berpikir betapa aku bekerja keras hanya demi masa depannya.Bahkan dia selalu merasa bahwa harta yang ditinggalkan ayah tidak akan pernah habis walaupun dia menghambur hamburkannya.
Seperti biasanya, malam ini kasih tidak pulang ke rumah dan lebih memilih menginap di rumah temannya hingga aku menuruti kemauannya.Aku selalu tidak berdaya untuk bersikap keras kepadanya, aku takut sekali kehilangan satu satunya keluarga yang aku miliki.Hingga akhirnya aku memenuhi keinginan kasih dan dia kembali kerumah.
***
Aku
dan kasih kembali menjalani aktivitas seperti biasanya, aku berangkat menuju
SMA dan kasih menuju SMP.Ini adalah minggu minggu senggang di sekolahan, karena
baru selesai ujian dan tidak lama lagi kasih akan berada di sekolah yang sama
seperti aku yaitu sma. aku
berjalan menyusuri halaman sekolah yang penuh dengan tumbuhan dan juga
pepohonan kecil yang indah, aku melirik
ke berbagai arah namun tidak ada satu muridpun yang terlihat, padahal teman
temanku memberitahukan aku untuk datang ke halaman sekolah menemui mereka.Aku
menelepon salah seorang teman baikku namanya mina namun dia tidak menjawab
telponku, karena merasa tidak ada orang akupun ingin beranjak pergi dari tempat
itu, tetapi tiba tiba.. “happy
birtday to you.. happy birtday to you.. happy birtday.. happy birtday.. happy
birtday to you..”
Aku kaget sekaligus
bahagia melihat pemandangan yang ada di depanku, banyak sekali yang menyanyikan
lagu ulang tahun untukku sampai sampai guru keseniankupun ikut bernyanyi
bersama yang lainnya, bagiku ini adalah pemandangan yang sangat amat indah
melebihi keajaiban dunia sekalipun. “selamat ulang tahun ya my desaigner..” ucap
salah seorang temanku, namun bu dina, begitulah aku memanggil guru kesenianku
itu terlihat tidak setuju dengan temanku, lalu melaratnya menjadi.. “desaigner?bukan..nabila bukan seorang
disaigner biasa..tapi dia adalah muridku yang sangat dan paling luar biasa..ayo
tiup lilin lilinnya..jangan lupa make a wish juga..” aku
mengangguk sambil menutup mata dan berdoa sambil berharap sesuatu yang sangat
aku inginkan”jagalah kasih dimanapun dia
berada”hanya itu permohonanku karena aku pasti akan sangat bahagia bila kasih
berada di dekatku selamanya. “aku tau apa harapan nabila..” seloroh
ikram. “apa itu?”tanya mina sangat ingin
tahu.
“kalau mau tau tanya sendiri saja sama
nabila..” karena
lelucon dari salah satu temanku yang bernama ikram kami menjadi tertawa
bersama, berhubung hari ini tidak ada pelajaran jadi semua berubah seperti
perayaan ulang tahunku, tetapi sepertinya ini belum cukup, karena mereka
meminta agar aku membuat pesta di rumahku.Rasanya agak sulit tetapi aku
mengiyakan saja karena ini tahun terakhirku berada di sma dan aku belum pernah
membuat pesta sebelumnya. ***
Rasa
lelah dan bahagia masih bercampur aduk di dalam hatiku, entah kenapa hari ini
perasaanku sangat baik.Tak lama setelah itu kasih pulang dari sekolahnya sambil
mengomel tidak jelas dan mencampakkan tasnya di atas sofa lalu di lanjutkan
dengan dirinya sendiri dan hasilnya kepalanya yang merasakan sakit.Aku sedikit
heran melihat gelagat kasih hari ini karena sudah lama dia tidak bersikap
seperti ini saat pulang sekolah, aku mengerti dan tidak mengganggunya, aku
mengambilkan segelas air minum untuknya lalu mengajaknya bicara, namun belum
selesai aku berbicara dia langsung menerobos dan berbicara panjang lebar
sendiri. “aku bisa gila kalau begini
terus..kenapa semua laki laki tidak ada yang setia?kurang apa aku ini?aku rasa
aku cukup pantas untuk dia, tapi kenapa dia harus selingkuh?sama si genit itu
lagi..kalau begini lebih baik aku pacaran sama yang lebih dewasa aja.Dari pada
sama yang seumuran tapi selalu nyakitin gini.Kak, kakak kan selalu di kelilingi
cowok cowok ganteng, kenalin aku satu dong kak..?”
“kakak bilang juga apa..jangan pacaran dulu..liat kamu sekarang, kamu jadi setengah gila gara gara cowok kan?” “kakak..pacaran itu perlu..” “siapa bilang?” “aku..”
“kalau memang kamu mau cari cowok, cari aja di pesta nanti malam..” “pesta?dimana kak?” “disini..di rumah kita, kakak kan ulang tahun..” “ya ampun, gimana aku bisa lupa sama hari ulang tahun kakak aku sendiri?sorry my sister, I forget your birtday..” Kasih lalu datang memberiku sebuah pelukan sementara aku hanya memonyongkan bibirku saja, bukan karena kesal tapi karena melihat raut wajah kasih yang campur aduk, apalagi saat dia menyanyikan lagu selamat ulang tahun, rasanya seperti kembali saat kasih berusia 10 tahun yang masih kecil dan gemuknya yang imut. *** Malam perayaan pun tiba, satu per satu teman temanku mulai berdatangan dan memberiku ucapan selamat serta diiringi kado kado dari mereka.Setelah setengah jam menunggu tamu tamu yang datang kasih memberitahukanku Jam sudah menunjukan pukul 20.00 dan artinya acara siap untuk dimulai, tetapi aku masih celingak celinguk mencari sesosok yang sudah lama aku tunggu tetapi belum muncul muncul juga di hadapaku, ada perasaan sedih yang menyelinap di dalam hati kecilku, namun apa boleh buat, sudah banyak orang yang menunggu acara ini, jadi mau tidak mau aku tetap memulai acara ini. Acara pertama adalah kata kata sambutan dariku untuk para tamu yang keseluruhannya hampir semua teman sekolahku atas kehadiran mereka pada malam hari ini.Lalu selanjutnya adalah acara pemotongan kue untuk kuberikan kepada dua orang yang istimewa dalam hidupku, tentu aku tidak berpikir panjang utnuk menyerahkan kepada siapa potongan kue pertama karena sudah pasti itu untuk kasih, adik kecilku yang sangat akau sayangi.Namun saat pemotongan kue yang kedua aku sedikit sedih karena tidak bisa memberikannya kepada orng yang aku tunggu tersebut.Aku mengomel sendiri di dalam hati kenapa dia tidak datang di acara sepenting ini.Aku lalu mengangkat piring yang berisi potongan kue itu sembari melihat raut wajah kasih dan teman teman lain yang penasaran.Lalu tiba tiba saja.. “maaf aku telat..” sosok yang aku tunggupun datang dan berdiri tepat dihadapanku dan menggengam seikat mawar putih dan sebuah kado berwarna merah jambu.Aku tersenyum dalam hati, namun malah berkata. “semacet apa sih kota ini sampai terlambat satu jam?yaudah..karena kamu telat kue ini aku kasih untuk kamu, dan habiskan tanpa ada yang tersisa..” sejenak semuanya hening, lalu buyar karena gelak tawa kasih yang cukup besar, lalu semuanya ikut tertawa bersama dan acara di lanjutkan kembali. Sejak dimulainya acara, kasih tidak pernah jauh dari sisiku, sehingga kemanapun aku pergi dia selalu mengikutiku sambil merengek minta dikenalkan dengan seorang pria di pesta itu, karena tidak sanggup mendengar ocehannya yang sangat panjang lalu aku berkata untuk memilih yang mana yang harus aku kenalkan dan dia mudah saja menunjuk ke arah 9 jarum jam, saat aku menoleh betapa terkejutnya aku, telunjuk kasih mengarah pada sosok pria yang telah lama aku tunggu di acara ini.Dengan langkah yang berat aku melangkah menuju ke arah pria itu, dengan ramahnya pria itu menyapa aku dan kasih. “hay bila..selamat ulang tahun ya,maaf aku telat..” “it’s okey..” “ini pasti kasih kan?” Kasih dengan manis menjawab iya dan tidak sedikitpun melepaskan pandangannya kepada pria tersebut. “kenalin,nama aku fazil..” “oo,,jadi nama kakak fazil, namanya bagus ya, kayak orangnya..” Mataku terbelalak mendengar perkataan kasih, sebegitu beranikah dia dengan pria yang baru di kenalnya.Fazil hanya tertawa mendengar celotehan kasih yang sepertinya menjadi geli.Suasana itu berlangsung lama, sepertinya kasih begitu bahagia ketika berbicara dengan fazil, apalagi fazil adalah sosok pria penyayang yang suka tersenyum, tak heran jika kasih menyukai fazil yang juga aku sukai. Acara itupun selesai.Aku masuk ke dalam kamarku diikuti kasih yang berjalan dengan sedikit mengantuk. “kak abil..buka dong kado kak fazil..aku penasaran mau lihat..” “kasih..mata kamu itu udah kayak mata panda, sana tidur..besok kita buka kadonya..” “ah kakak..aku kan mau lihat, eh kak..aku suka deh sama kak fazil,comblangin aku sama dia ya..? “apa?ngak boleh..dia ngak cocok untuk kamu yang masih kecil..” ”jadi cocoknya sama siapa?sama kakak?..” Aku tidak menghiraukan perkataan kasih lalu menuntunnya masuk ke dalam kamar dan menyuruhnya untuk segera tidur karena sudah larut malam.Aku kembali ke dalam kamarku, aku memandangi bunga mawar dan kotak kado yang di berikan oleh fazil.Lalu aku baru menyadari bahwa di antara buket mawar itu ada secarik kertas berwarna merah jambu lalu aku membuka dan membacanya.
“kakak bilang juga apa..jangan pacaran dulu..liat kamu sekarang, kamu jadi setengah gila gara gara cowok kan?” “kakak..pacaran itu perlu..” “siapa bilang?” “aku..”
“kalau memang kamu mau cari cowok, cari aja di pesta nanti malam..” “pesta?dimana kak?” “disini..di rumah kita, kakak kan ulang tahun..” “ya ampun, gimana aku bisa lupa sama hari ulang tahun kakak aku sendiri?sorry my sister, I forget your birtday..” Kasih lalu datang memberiku sebuah pelukan sementara aku hanya memonyongkan bibirku saja, bukan karena kesal tapi karena melihat raut wajah kasih yang campur aduk, apalagi saat dia menyanyikan lagu selamat ulang tahun, rasanya seperti kembali saat kasih berusia 10 tahun yang masih kecil dan gemuknya yang imut. *** Malam perayaan pun tiba, satu per satu teman temanku mulai berdatangan dan memberiku ucapan selamat serta diiringi kado kado dari mereka.Setelah setengah jam menunggu tamu tamu yang datang kasih memberitahukanku Jam sudah menunjukan pukul 20.00 dan artinya acara siap untuk dimulai, tetapi aku masih celingak celinguk mencari sesosok yang sudah lama aku tunggu tetapi belum muncul muncul juga di hadapaku, ada perasaan sedih yang menyelinap di dalam hati kecilku, namun apa boleh buat, sudah banyak orang yang menunggu acara ini, jadi mau tidak mau aku tetap memulai acara ini. Acara pertama adalah kata kata sambutan dariku untuk para tamu yang keseluruhannya hampir semua teman sekolahku atas kehadiran mereka pada malam hari ini.Lalu selanjutnya adalah acara pemotongan kue untuk kuberikan kepada dua orang yang istimewa dalam hidupku, tentu aku tidak berpikir panjang utnuk menyerahkan kepada siapa potongan kue pertama karena sudah pasti itu untuk kasih, adik kecilku yang sangat akau sayangi.Namun saat pemotongan kue yang kedua aku sedikit sedih karena tidak bisa memberikannya kepada orng yang aku tunggu tersebut.Aku mengomel sendiri di dalam hati kenapa dia tidak datang di acara sepenting ini.Aku lalu mengangkat piring yang berisi potongan kue itu sembari melihat raut wajah kasih dan teman teman lain yang penasaran.Lalu tiba tiba saja.. “maaf aku telat..” sosok yang aku tunggupun datang dan berdiri tepat dihadapanku dan menggengam seikat mawar putih dan sebuah kado berwarna merah jambu.Aku tersenyum dalam hati, namun malah berkata. “semacet apa sih kota ini sampai terlambat satu jam?yaudah..karena kamu telat kue ini aku kasih untuk kamu, dan habiskan tanpa ada yang tersisa..” sejenak semuanya hening, lalu buyar karena gelak tawa kasih yang cukup besar, lalu semuanya ikut tertawa bersama dan acara di lanjutkan kembali. Sejak dimulainya acara, kasih tidak pernah jauh dari sisiku, sehingga kemanapun aku pergi dia selalu mengikutiku sambil merengek minta dikenalkan dengan seorang pria di pesta itu, karena tidak sanggup mendengar ocehannya yang sangat panjang lalu aku berkata untuk memilih yang mana yang harus aku kenalkan dan dia mudah saja menunjuk ke arah 9 jarum jam, saat aku menoleh betapa terkejutnya aku, telunjuk kasih mengarah pada sosok pria yang telah lama aku tunggu di acara ini.Dengan langkah yang berat aku melangkah menuju ke arah pria itu, dengan ramahnya pria itu menyapa aku dan kasih. “hay bila..selamat ulang tahun ya,maaf aku telat..” “it’s okey..” “ini pasti kasih kan?” Kasih dengan manis menjawab iya dan tidak sedikitpun melepaskan pandangannya kepada pria tersebut. “kenalin,nama aku fazil..” “oo,,jadi nama kakak fazil, namanya bagus ya, kayak orangnya..” Mataku terbelalak mendengar perkataan kasih, sebegitu beranikah dia dengan pria yang baru di kenalnya.Fazil hanya tertawa mendengar celotehan kasih yang sepertinya menjadi geli.Suasana itu berlangsung lama, sepertinya kasih begitu bahagia ketika berbicara dengan fazil, apalagi fazil adalah sosok pria penyayang yang suka tersenyum, tak heran jika kasih menyukai fazil yang juga aku sukai. Acara itupun selesai.Aku masuk ke dalam kamarku diikuti kasih yang berjalan dengan sedikit mengantuk. “kak abil..buka dong kado kak fazil..aku penasaran mau lihat..” “kasih..mata kamu itu udah kayak mata panda, sana tidur..besok kita buka kadonya..” “ah kakak..aku kan mau lihat, eh kak..aku suka deh sama kak fazil,comblangin aku sama dia ya..? “apa?ngak boleh..dia ngak cocok untuk kamu yang masih kecil..” ”jadi cocoknya sama siapa?sama kakak?..” Aku tidak menghiraukan perkataan kasih lalu menuntunnya masuk ke dalam kamar dan menyuruhnya untuk segera tidur karena sudah larut malam.Aku kembali ke dalam kamarku, aku memandangi bunga mawar dan kotak kado yang di berikan oleh fazil.Lalu aku baru menyadari bahwa di antara buket mawar itu ada secarik kertas berwarna merah jambu lalu aku membuka dan membacanya.
Dear nabila..
Happy birtday
ya..semoga kamu menjadi sosok insan yang lebih baik dan menawan.. Who always
love u
Fazil
|
Ada perasaan senang, gembira juga bimbang di dalam hatiku ini, mengapa
baru sekarang dia mengatakannya, saat adikku sudah bertemu dan jatuh hati
padanya. ***
Hari libur sudah ada
di depan mata, namun aku memutuskan untuk tidak pergi berlibur seperti teman
teman lainnya, melainkan menetap di butik dan merancang beberapa pakaian baru
untuk busana musim panas. Kasih
merenggek dan beberapa kali bolak balik ke butik untuk membujukku agar aku mau
pergi berlibur dengan teman teman sekolah lainnya, karena ada fazil disana.Hatiku
belum cukup baik menerima kenyataan bahwa aku dan kasih memiliki perasaan yang
sama terhadap fazil.Mungkin sebenarnya itulah alasan kenapa aku mengurungkan
niatku untuk pergi berlibur dengan teman teman sekolahku. ***
Keesokan
harinya, aku dibangunkan oleh suara klakson mobil yang bersuara nyaring.Dengan
malas aku beranjak dari tempat tidurku dan melihat arah suara itu melalui
jendela kamar dan betapa kagetnya aku ketika 2 buah mobil bus pariwisata bertengger
di halaman rumahku. Tak
berapa lama ada yang mengetuk pintu kamarku dan saat aku membuka pintu sudah
ada kasih yang tersenyum kecentilan dan lengkap dengan dua ransel di tangan
kanan dan kirinya. “sana mandi, sebentar lagi kita berangkat
liburan ke puncak” Mataku
terbelalak mendengar ucapan kasih, aku berlari keluar rumah dan menuju ke
halaman untuk memastikan semuanya. “kenapa kalian disini?bukannya aku bilang
aku nggak jadi liburan?” “iya, tapi kemarin kasih nelpon
aku, dia bilang kamu nggak bisa ikut liburan karena nggak bisa ninggalin dia
sendirian.Jadi kami putuskan untuk mengikut sertakan kasih dalam perjalanan ini
supaya kamu juga bisa ikut, udah sana..mandi..” Aku
hanya bisa nganga sambil sesekali menggaruk garuk kepalaku dan masuk kembali ke
dalam rumah lalu mandi.Setelah selesai berpakaian aku turun kebawah dan tidak
membawa ransel karena sudah terlebih dulu disiapkan oleh kasih.Ada rasa malas
di hatiku untuk berlibur, tetapi apa boleh buat, tidak mungkin aku membiarkan
teman temanku menunggu hanya untuk mendengar aku mengatakan tidak jadi
berangkat. Didalam
bus aku hanya mematung di depan jendela bus sambil berimajinasi untuk pakaian
yang akan aku desain nanti.Karena terlalu larut dalam imajinasiku aku sampai
tidak sadar bahwa yang duduk di sampingku bukanlah kasih melainkan fazil,
sontak aku terperajat dan kaget melihatnya. “kasih mana?” “ada tu dibelakang, aku di suruh
pindah kesini tadi..” “lho kok di..” Belum
siap aku berbicara tiba tiba kasih memanggilku dan berkata. “kak, kakak dipanggil kak mina tu
dibelakang..kayaknya perlu banget..” “mina?sepenting apa sih?” Kasih tidak menjawabnya,
dia hanya mengedipkan matanya saja dan seketika itu aku engerti apa yang dia inginkan,
ini memang sudah direncanakannya terlebih dahulu.Aku hanya bisa menurut dan
pergi kebelakang untuk berganti tempat duduk dengannya. ”aduh..ne kakak beradik dari tadi kok
bolak balik depan belakang sih..” Aku
tidak menjawab pertanyaan mina, aku hanya tersenyum kecil sambil mengambil sapu
tangan dan menutup wajahku lalu aku terlelap dalam tidurku disepanjang
perjalanan menuju ke puncak. Sesampainya rombongan kami disana,
kami disambut oleh kerabat guru guru kami yang ikut serta dalam perjalanan
wisata kami kali ini.Acara pembukaannya berlangsung dengan lancar, lalu kami
berbaris rapi untuk ditentukan tenda yang akan kami tempati.Dalam satu tenda
harus ada 3 orang, karena aku membawa kasih aku menjadi satu tenda dengannya dan
dipilih satu orang lagi yaitu mina. Aku
dan mina susah payah membangun tenda, sementara kasih hanya duduk di atas
batang kayu dan memperhatikan fazil yang juga sedang membuat tenda, pandangan
matanya tidak pernah terlepas kepada fazil, sehingga mina bertanya kepadaku apa
yang sedang terjadi pada kasih. “dia suka sama fazil sejak dia ketemu di
acara ulang tahun aku hari itu..” “aku rasa fazil suka sama kamu deh
bukan sama kasih..” “ngawur kamu..” Kami lalu
melanjutkan membuat tenda. Hari sudah berganti malam, pesta api
unggun siap untuk dilaksanakan, kami bermain dan bergembira bersama sama,
hingga saat aku tidak bisa menjawab pertanyaan dari teman temanku dan aku
mendapat hukuman.Aku diberi hukuman untuk bercerita layaknya dongeng penghantar
tidur, aku kurang ahli dalam bidang itu, namun aku berusaha untuk bisa dan
akhirnya hanya menjadi lelucon untukku dan semuanya. ***
Pagi
hari, aku bangun untuk memasak air panas, karena setiap pagi aku selalu meminum
teh hangat sebelum memulai hariku.Namun saat aku menoleh ke belakang, aku
dikagetkan oleh penanmpakan suram di depanku. “kasih?ngapain kamu disini?pake pakaian
gitu lagi..” “kakak..ini bukan pakaian , tapi selimut..udara
disini dingin banget..”
“makanya, kalau nggak sanggup hidup di alam bebas, jangan belagak
sanggup..” Kasih tidak menanggapi omonganku,
dia malah memilih pergi dan mengambil teh hangat yang sudah aku buatkan. Setelah
aku merasa badanku sudah sedikit hangat, aku pulang ke tendaku, tetapi aku
sudah tidak melihat kasih dan mina di dalamnya, akhirnya aku memutuskan untuk
berganti pakaian dan menghampiri merekan di depan tenda memasak. Sesampainya aku disana, aku malah mendapat
beban yang sedikit lebih berat, aku diminta untuk memasak pagi ini, dan besok
baru teman teman yang lain mendapat giliran memasak. Setelah
semuanya siap, kami bersama sama makan di tempat terbuka, rasanya sejuk dan
nyaman sekali, kecuali pemandangan di depan mataku.Fazil dan kasih sedang duduk
berdekatan sambil bergurau bersama, nafsu makanku menjadi berkurang 1
persen.Untuk acara selanjutnya, kami bersama sama pergi menyusuri bukit untuk
melihat lihat pemandangan. Dalam
hal ini kami dibagi atas beberapa kelompok, dan aku terpilih satu kelompok
dengan fazil yang menjadi ketuanya, karena kasih adikku maka dia diikutsertakan
denganku.penyusuran kami hanyalah di beberapa titik yang telah di tentukan,
karena titik tersebut telah dianggap aman.Aku berusaha dengan saat kuat dalam
hal ini, karena kasih selalu mencoba mendekati fazil yang berada jauh di depan
kami, sementara aku dan kasih di baris kelima.Karena kasihan melihatku
kesusahan akhirnya fazil menyuruh aku dan kasih untuk berada dibelakangnya.Kasih
seakan mendapat kartu keberuntungannya, dia tidak henti hentinya tersenyum
padaku. “oke.kita sudah sampai padaa titik
terakhir, itu berarti kita akan istirahat dan melihat pemandangan alam
sebentar, kemudian kita lanjutkan perjalanan..” Aku
merebahkan diriku di samping bebatuan besar, rasanya sangat lelah menjaga kasih
di sepanjang jalan tadi. Fazil
menghampiriku dan menawarkan minuman padaku, namun belum sempat aku meraihnya
kasih yang tiba tiba datang langsung mengambil air yang ada dalam genggaman
fazil lalu meminumnya.Aku memilih diam dan mengeluarkan air yang sudah
kupersiapkan di kemah tadi. Setelah
beristirahat, kami berjalan kembali ke perkemahan, namun di tengah jalan aku
menginjak akar tumbuhan yang besar dan jatuh berguling ke dasar bukit, aku
masih mendengar suara fazil, kasih dan teman teman yang berteriak, namun aku
tidak mempunyai kekuatan untuk bisa menjawab dan akhirnya semua menjadi gelap. Suara
isak tangis kasih membuatku terjaga dan bertanya apa yang terjadi padaku. “di jalan pulang kamu terjatuh ke bawah
bukit, untunglah itu bukan dasar bukit, karena kalau tidak kamu masih berada
dalam sungai sekarang, tetapi yasudahlah..yang penting kamu sudah sadar,
istirahat yang cukup,kami permisi dulu..” Fazil memberiku
penjelasan setelah itu pergi meninggalkan aku dan kasih yang masih ada didalam
tenda kami. “kak abil kenapa bisa jatuh sih?kan kak
fazil jadi bisa angkat kakak dan bawa kakak sampai ke tenda, aku kan udah
bilang aku suka sama kak fazil,kenapa kakak masih deket sama kak fazil..” “ya ampun kasih. Tadi itu kakak pingsan,kakak
nggak tau apa apa, lagian itu biasa kasih..kan fazil ketua rombongan..” “trus ketua romombongan juga harus nangis
kalau ada yang jatuh?”
“apa, fazil nangis?”
***
Malam
saat semua sudah tertidur lelap termasuk kasih dan mina, aku masih memikirkan
perkataan kasih yang berkata bahwa fazil menanggis ketika aku pingsan.Hal ini
seperti kembali pada saat aku dan fazil sedang duduk bersama diatas gedung
sekolah. Saat
itu aku bertanya apa yang bisa membuatnya menangis? jawabannya hanya bila dia
kehilangan orang tua.Aku merasa semua orang pasti akan menangis bila itu
terjadi, lalu dia mengatakan. “mungkin bila sesuatu terjadi sama kamu
aku juga akan menangis?” Aku
hanya melotot kehadapannya dan dia tersenyum sambil mengatakan “apa kamu
percaya?”lalu dia tertawa sambil berlari pergi dan disusul olehku yang
mengejarnya. Kembali
pada saat ini, sekarang aku merasa apa yang dikatakan dia itu benar. Tidak ada rasa gembira dalam hatiku, namun
hanya gundah yang menyelimutiku, bagaimana dengan kasih?apa yang akan dia
rasakan nanti?hanya itu yang terlintas.Sebuah pesan singkat masuk ke dalam
telepon genggamku. “apa kamu udah tidur?kalau belum, bisa tidak kita bicara sebentar
diluar?aku di depan tenda kamu..” Aku
beranjak dari dalam tenda, saat aku membuka tenda terlihat fazil dengan jaket
tebalnya sedang berdiri menatapku. Kami
berbincang bincang di depan api unggun.,dengan segelas teh hanya di masing
masing tangan kami. “nabila,sebenarnya kamu tau nggak apa yang
aku rasain sekarang ini?” “aku bukan orang yang bisa membaca
kepribadian orang lain, kalau kamu nggak bilang, mana bisa aku tau.” “saat aku melihat kamu terjatuh ke bawah
bukit tadi siang, hatiku terasa begitu sakit..dan karena terlalu sakit..” “kamu menangis kan?aku udah mendengar itu
dari kasih..” “saat di atas gedung sekolah
dulu..” “itu semua benarkan?, bukan hanya gurauan
kan?” “iya..semua itu benar.karena aku..” “karena kamu mencintai aku?kejutan
ulang tahun, mawar, surat merah jambu
sampai tadi kamu menangis, itu semua karena kamu cinta sama aku?benarkah?”
“benar, jadi apa kamu mau
menerima aku?”
“bagaimana mungkin?adiikku kasih juga mencintai kamu, lalu..apa aku harus
mengorbankan perasaannya?hanya demi cintaku?”
“kamu juga nggak bisa
mengorbankan hati kamu, aku tau dia suka sama aku, tapi aku lebih dan sudah lebih
dulu menyukai kamu..jadi jangan katakan tidak, karena aku tau kamu juga
mencintai aku kan?” Aku tidak menjawab
pertanyaan Fazil, aku lebih memilih beranjak dari tempat dudukku.Namun tangan
Fazil yang menggenggam erat tanganku membuatku meneteskan air mata yang sudah
dari tadi aku tahan. “aku mohon, aku mencintai kamu nabila
bukan kasih..” Aku tetap tidak menjawab
dan memilih pergi dan kembali ke tendaku.
*** Keesokan
harinya kami mulai berkemas kemas, karena ini adalah hari terakhir kami disini,
kasih terlihat tidak bersemangat hari ini, sampai di dalam bus juga dia tidak
seceria seperti saat datang ke perkemahan, aku tidak mengganggunya dan lebih
memilih tidur di sepanjang perjalanan pulang. Sesampainya
dirumah, kasih langsung masuk ke dalam kamarnya tanpa ada basa basi.Aku heran
melihat tingkahnya, namun kubiarkan saja, mungkin dia lelah di sepanjang
perjalanan. Keesokan harinya aku dan kasih makan bersama di meja dengan
keaadaan yang sangat sunyi, karena terlalu sunyi aku membuka percakapan. “kasih, kakak dapat tawaran kuliah di
prancis, menurut kamu gimana?” tidak ada respon sama sekali dari
kasih dia hanya mengangkat kedua bahunya.
“katanya, kalau kakak mau setelah liburan ini kakak langsung kesana dan
menyelesaikan SMA kakak disana, menurut kamu gimana?” “terserah!” Aku
sampai tersedak mendengar kata kata kasih,Aku berteriak memanggilnya kembali
tetapi dia malah pergi keluar rumah sambil menutup pintunya dengan keras.Aku
mencoba berpikir positif dan tidak memikirkan hal hal yang aneh. Di
halaman rumah aku duduk termenung sendirian sambil menunggu kasih
kembali,sampai ada yang menepuk pundakku. “kasih kamu kema...” Kata kataku terputus karena yang
kulihat didepanku bukanlah Kasih melainkan Fazil.Aku sontak kaget karena
bagaimana bisa dia datang tanpa menelpon terlebih dahulu, ternyata sudah ada
lima panggilan tidak terjawab di telpon genggamku. “apa aku mengganggu?” “nggak, bukan gitu..aku kaget aja,aku pikir
kamu nggak telpon dulu..” “kita bisa jalan jalan nggak?aku mau
ngomongin sesuatu sama kamu..” “aku rasa disini aja,tempat ini juga
nyaman..” kemudian
kami duduk didepan taman bungaku.Banyak yang kami bicarakan hingga sampai pada
persoalan yang membuatku terdiam seribu bahasa. Aku
masih belum bisa menjawab pertanyaan Fazil, karena tidak mungkin ini semua
terus aku diamkan aku memberanikan diri membicarakan semua yang aku kira
sangatlah bodoh.
“Aku udah mikirin ini semalaman,
sepertinya kita akan lebih baik menjadi teman saja, lagi pula aku sudah
menerima tawaran untuk segera ke prancis melanjutkan SMA disana dan kuliah disana,
kapan lagi aku bisa mendapatkannya, aku pikir ini pilihan yang terbaik untuk
aku, kamu dan adikku..” “kenapa sih kamu harus bohongin hati kamu
sendiri?apa itu nggak keterlaluan?” “dimana letak keterlaluan aku?kasih
adalah satu satunya yang ku miliki, hanya dia keluargaku.aku lebih baik
menderita dari pada kehilangan dia, kamu nggak tau kan gimana rasanya hidup
Cuma berdua sama seorang adik, cari uang walaupun buat pakai otot, itu semua
udah cukup aku alami zil..jadi aku mohon bersama dia saja,biar aku yang
pergi..” “aku cinta sama kamu bil, aku tau ini
semua berat untuk kamu, tapi ini juga susah buat aku..” “yang terbaik
adalah kamu bersama kasih..” Disela
sela pembicaraan kami tiba tiba kasih datang. “kalian berdua membuat aku seperti orang
bodoh!!anak kecil yang taunya mementingkan perasaan sendiri, kenapa kalian
harus seperti ini?kalian membuat aku terlihat seperti gadis kecil yang
malang..” Kasih berlari menuju ke
dalam rumah, aku berusaha mengejar kasih sampai pintu kamarnya, namun belum
sempat aku berbicara kasih sudah mengunci pintu kamarnya.Dari luar kamar kasih
aku berusaha membujuknya keluar walaupun aku tau tidak akan ada jawaban dari kasih.aku
mulai diam dan mengerti apa yang sedang dirasakan kasih, lalu tanpa
memperdulikan jawaban dari kasih, aku mulai berbicara padanya. “kasih,
yang kamu dengar tadi itu..bu..bukan maksud kakak yang tadi kamu lihat hanya
rasa sayang kakak ke kamu aja kasih, kakak nggak beneran cinta sama fazil,
kakak hanya mengagumi dia aja, hanya itu kasih..kakak minta maaf kalau kamu
harus mendenngar itu semua, maafin kakak kasih..” Pintu
kamar kasih perlahan terbuka, aku bangkit dan menghapus air mataku.Kasih hanya
melihatku dan meneteskan air matanya.Tidak ada kata yang bisa kulontarkan dari
mulutku, sakit rasanya melihat kasih menangis dengan begitu sedihnya. Namun, tiba
tiba kasih memlukku sambil mengatakan kata maaf berulang ulang.
“aku minta maaf kak, aku
yang egois..aku nggak pernah mikirin perasaan kakak, aku Cuma mementingkan
diriku sendiri..aku minta maaf kak..” Aku
melepaskan pelukanku dari kasih, aku mengerti apa yang dirasakan kasih saat
ini.Aku juga sudah memiliki keputusanku sendiri dan aku akan melakukan yang
terbaik yang bisa ku lakukan untuk adikku kasih.
***
Sudah
seminggu setelah kejadian itu, aku dan kasih melakukan aktivitas seperti
biasanya seperti sebelum terjadi masalah apa apa.Saat sarapan pagi aku
menunjukkan selembar kertas pada kasih dengan melengkungkan senyumanku.Mata
kasih terlihat membulat saat dia melihat isi didalamnya sementara aku hanya
tersenyum dan meminta pendapat dari kasih. “kakak yakin dengan keputusan
ini?kakak kan harus sekolah satu tahun lagi baru lulus SMA.Kalau kakak
berangkat ke paris, terus sekolah kakak gimana?” “kasih, kakak kan udah
pernah bilang..kakak akan disekolahkan oleh yayasan.Kamu nggak mau lihat kakak
sukses sebagai desainer ternama?pokoknya kakak udah memutuskan untuk pergi ke
paris dan belajar disana, kamu bisa kan jaga diri sendiri?lagi pula kakak juga
udah nyuruh karyawan kepercayaan kakak untuk tinggal sama kamu dan seorang
pembantu rumah tangga untuk mengurus segala keperluan rumah dan juga..” “nggak!yang aku mau Cuma
kakak.kakak nggak boleh pergi” “kasih, tapi kakak harus
pergi, ini adalah harapan kakak..” “kak fazil gimana?” “kakak dan fazil hanya teman, kakak
nggak mencintai dia..lagi pula dia suka dengan orang lain..” Kasih menatapku seolah tidak
percaya.Namun dengan sepenuh hati aku menjelaskan pada kasih tentang
kepergianku dan berharap dia mengizinkanku. Sebulan
kemudian aku dan kasih sudah berada di bandara.Inilah waktunya untukku
berangkat ke paris.Aku sesekali melirik ke arah kanan dan kiri untuk mencari
sosok yang aku tunggu tunggu dan setelah beberapa waktu melihat lihat aku
menemukan sosok itu. “fazil?kamu datang juga..” “maaf aku telat..tadi macet..” “tapi aku sudah harus berangkat,
aku pergi ya, tolong jaga kasih untukku..jangan membuat dia menangis atau
terluka..” Kasih
hanya menatapku heran tentang apa yang aku katakan pada fazil.Setelah
berpamitan pada kasih dan fazil aku pergi dan meninggalkan mereka di bandara. ***
Kini
kakiku sudah berada di paris.Aku berdiri sendiri, hanya belajar dan belajar
tanpa memikirkan apapun juga.Hari hariku hanya ku isi dengan pelajaran dan
mendesain pakaian untuk ku kirim ke indonesia. Hingga
suatu hari aku menerima telepon dari kasih yang mengatakan bahwa dia dan fazil
pacaran.Aku hanya tersenyum dan mengucapkan selamat pada kasih serta mengatakan
kasih harus baik kepada fazil karena fazil yang terbaik untuknya. Setelah kasih menutup
teleponnya, aku berkata dalam hatiku. “terima
kasih fazil, kamu mau memenuhi permintaanku”
***
Komentar
Posting Komentar