Langsung ke konten utama

CERPEN SEGENGGAM CINTA UNTUK KASIH yang lama sekali nulisnya.



SEGENGGAM CINTA UNTUK KASIH
Oleh : RAHMAYANI

“aku sayang kakak”itulah kata yang selalu di lontarkan oleh kasih ketika aku mau memenuhi setiap permintaannya.Kasih adalah satu satunya adikku, dan hanya dia yang aku miliki dalam hidup ini.
            Kami hanya tinggal berdua di rumah yang mewah, tanpa ada ayah, ibu  dan saudara lainnya,  karena mereka telah meninggal 2 tahun lalu saat kecelakaan mobil.Dulu aku memiliki keluarga yang sempurna, harta melimpah, kebahagian yang begitu indah dan juga seorang kakak.Namun semua harus berakhir hanya dalam satu hari bahkan bisa di katakan dalam hitungan jam.                                               Dua tahun lalu ayah dan ibu pergi menjemput kak lili, dia adalah kakakku.Saat itu, kak lili baru menyelesaikan kuliahnya di australia yang telah 5 tahun dia jalani.Dia ingin saat kembali ke indonesia hal pertama yang dia lihat adalah keluarganya, jadi ayah dan ibu menjemput kak lili di bandara, sementara aku dan kasih tidak di izinkan pergi oleh ayah karena saat itu masih pagi dan kami harus pergi ke sekolah.Setelah menjemput kak lili ayah dan ibu bermaksud menjemput aku dan kasih di sekolah, karena saat itu aku duduk di kelas 3 smp dan kasih kelas 1 smp jadi kami satu sekolah. Tapi, Sebelum ayah, ibu dan kak lili sampai di sekolah kami, tiba tiba ada truk yang menabrak mobil yang di naiki oleh ayah, ibu dan kak lili.Sehingga mobil yang mereka naiki terbalik dan terjepit di bawah truk tersebut.Tak ada yang selamat dalam kejadian itu ayah, ibu, kak lili tewas seketika di tempat kejadian.                                                                                                                   semenjak kejadian itu, aku dan kasih hanya tinggal berdua di rumah mewah yang dulu pernah kami tinggali bersama ayah, ibu dan kak lili.Banyak keluarga yang meminta kami untuk tinggal bersama mereka, tapi aku tidak pernah mau menyetujuinya, hingga sampai sekarang kami hanya tinggal berdua, hanya aku dan kasih.                                                                                                                                                                ***
Suatu hari, kasih memintaku untuk membelikannya notebook baru, padahal dia sudah mempunyai itu sebelumnya, namun karena melihat temannya membeli keluaran terbaru maka dia juga menginginkannya.Bagiku tidak masalah dia meminta hal seperti itu, karena harta yang di tinggalkan ayah lebih dari cukup.Namun aku tidak bisa membiarkan kasih seperti ini terus karena jika seperti ini sampai kapanpun dia tidak bisa menghargai uang.                                                             Usiaku kini baru beranjak 17 tahun, namun aku sudah mulai bekerja.Walaupun perkerjaan yang aku lakukan tidak memakai otot seperti kebanyakan anak anak yang tidak mempunyai orang tua lainnya, tetapi aku sudah cukup merasakan bagaimana lelahnya mencari makan sendiri dan menghidupi seorang adik.Semenjak 1 tahun lalu aku sudah mulai mengikuti jejak ibu sebagai seorang perancang busana, aku mencoba membuat beberapa rancangan dan ternyata banyak yang menyukainya akhirnya sampai sekarang pekerjaan itulah yang aku lakukan setiap harinya.             “kak abil..minta uang donk,kasih mau hang out sama temen temen ne..”                                             “nabila kasih..bukan abil..”                                                                                                     “itukan panggilan sayang aku ke kakak, mana uangnya?bagi dong kak..”                                “kasih..kakak kan baru kasih kamu satu juta 2 minggu kemarin..apa nggak cukup?”            “nggak cukup kak..”                                                                                                               “kenapa nggak cukup?kakak aja cukup..”                                                                     “yaialah..kakak kan nggak sering hang out..”                                                                         “kakak nggak akan kasih kamu uang lagi”                                                                             Kasih  mulai menunjukkan raut wajah yang kesal kepadaku, tetapi apa boleh buat, ini juga demi kebahagiannya sendiri nanti.                                                                                                      “kakak pelit banget sih, ayah dulu nurutin apa yang kasih mau, itu jugakan uangnya kasih, bukan uang kakak semua..jadi kasih berhak sama uang itu..kakak itu sekarang udah jadi perancang busana terkenal, masak minta uang segitu aja pelit, kakakkan bisa cari lagi nanti..”                          “kasih berhenti..kakak nggak suka kamu gini.Kamu pikir uang yang di tinggalkan ayah tidak akan pernah habis?itu nggak akan cukup untuk hidup kita kasih..kalau kamu memang mau uang lebih, cari sendiri..”
“kakak jahat..aku benci kakak..”                                                                                                                     Kasih berteriak kepadaku lalu berlari pergi.Saat kasih bersikap seperti itu rasanya hatiku perih sekali, tidak bisakah dia mengerti sedikit saja perasaanku?itulah yang selalu aku pikirkan.Kasih tidak pernah berpikir betapa aku bekerja keras hanya demi masa depannya.Bahkan dia selalu merasa bahwa harta yang ditinggalkan ayah tidak akan pernah habis walaupun dia menghambur hamburkannya.
            Seperti biasanya, malam ini kasih tidak pulang ke rumah dan lebih memilih menginap di rumah temannya hingga aku menuruti kemauannya.Aku selalu tidak berdaya untuk bersikap keras kepadanya, aku takut sekali kehilangan satu satunya keluarga yang aku miliki.Hingga akhirnya aku memenuhi keinginan kasih dan dia kembali kerumah.
***
            Aku dan kasih kembali menjalani aktivitas seperti biasanya, aku berangkat menuju SMA dan kasih menuju SMP.Ini adalah minggu minggu senggang di sekolahan, karena baru selesai ujian dan tidak lama lagi kasih akan berada di sekolah yang sama seperti aku yaitu sma.                                        aku berjalan menyusuri halaman sekolah yang penuh dengan tumbuhan dan juga pepohonan kecil yang indah,  aku melirik ke berbagai arah namun tidak ada satu muridpun yang terlihat, padahal teman temanku memberitahukan aku untuk datang ke halaman sekolah menemui mereka.Aku menelepon salah seorang teman baikku namanya mina namun dia tidak menjawab telponku, karena merasa tidak ada orang akupun ingin beranjak pergi dari tempat itu, tetapi tiba tiba..           “happy birtday to you.. happy birtday to you.. happy birtday.. happy birtday.. happy birtday to you..”
Aku kaget sekaligus bahagia melihat pemandangan yang ada di depanku, banyak sekali yang menyanyikan lagu ulang tahun untukku sampai sampai guru keseniankupun ikut bernyanyi bersama yang lainnya, bagiku ini adalah pemandangan yang sangat amat indah melebihi keajaiban dunia sekalipun.                                                                                                                       “selamat ulang tahun ya my desaigner..”                                                                                                  ucap salah seorang temanku, namun bu dina, begitulah aku memanggil guru kesenianku itu terlihat tidak setuju dengan temanku, lalu melaratnya menjadi..                                         “desaigner?bukan..nabila bukan seorang disaigner biasa..tapi dia adalah muridku yang sangat dan paling luar biasa..ayo tiup lilin lilinnya..jangan lupa make a wish juga..”                                                          aku mengangguk sambil menutup mata dan berdoa sambil berharap sesuatu yang sangat aku inginkan”jagalah kasih dimanapun dia berada”hanya itu permohonanku karena aku pasti akan sangat bahagia bila kasih berada di dekatku selamanya.                                                                              “aku tau apa harapan nabila..” seloroh ikram.                                                                                       “apa itu?”tanya mina sangat ingin tahu.                                                                                                     “kalau mau tau tanya sendiri saja sama nabila..”                                                                               karena lelucon dari salah satu temanku yang bernama ikram kami menjadi tertawa bersama, berhubung hari ini tidak ada pelajaran jadi semua berubah seperti perayaan ulang tahunku, tetapi sepertinya ini belum cukup, karena mereka meminta agar aku membuat pesta di rumahku.Rasanya agak sulit tetapi aku mengiyakan saja karena ini tahun terakhirku berada di sma dan aku belum pernah membuat pesta sebelumnya.                                                                                                                                                                            ***
            Rasa lelah dan bahagia masih bercampur aduk di dalam hatiku, entah kenapa hari ini perasaanku sangat baik.Tak lama setelah itu kasih pulang dari sekolahnya sambil mengomel tidak jelas dan mencampakkan tasnya di atas sofa lalu di lanjutkan dengan dirinya sendiri dan hasilnya kepalanya yang merasakan sakit.Aku sedikit heran melihat gelagat kasih hari ini karena sudah lama dia tidak bersikap seperti ini saat pulang sekolah, aku mengerti dan tidak mengganggunya, aku mengambilkan segelas air minum untuknya lalu mengajaknya bicara, namun belum selesai aku berbicara dia langsung menerobos dan berbicara panjang lebar sendiri.                                                           “aku bisa gila kalau begini terus..kenapa semua laki laki tidak ada yang setia?kurang apa aku ini?aku rasa aku cukup pantas untuk dia, tapi kenapa dia harus selingkuh?sama si genit itu lagi..kalau begini lebih baik aku pacaran sama yang lebih dewasa aja.Dari pada sama yang seumuran tapi selalu nyakitin gini.Kak, kakak kan selalu di kelilingi cowok cowok ganteng, kenalin aku satu dong kak..?”
“kakak bilang juga apa..jangan pacaran dulu..liat kamu sekarang, kamu jadi setengah gila gara gara cowok kan?”                                                                                                              “kakak..pacaran itu perlu..”                                                                                                      “siapa bilang?”                                                                                                                      “aku..”
“kalau memang kamu mau cari cowok, cari aja di pesta nanti malam..”                                  “pesta?dimana kak?”                                                                                                       “disini..di rumah kita, kakak kan ulang tahun..”                                                                               “ya ampun, gimana aku bisa lupa sama hari ulang tahun kakak aku sendiri?sorry my sister, I forget your birtday..”                                                                                                                                   Kasih lalu datang memberiku sebuah pelukan sementara aku hanya memonyongkan bibirku saja, bukan karena kesal tapi karena melihat raut wajah kasih yang campur aduk, apalagi saat dia menyanyikan lagu selamat ulang tahun, rasanya seperti kembali saat kasih berusia 10 tahun yang masih kecil dan gemuknya yang imut.                                                                                                                                                                     ***                                                                              Malam perayaan pun tiba, satu per satu teman temanku mulai berdatangan dan memberiku ucapan selamat serta diiringi kado kado dari mereka.Setelah setengah jam menunggu tamu tamu yang datang kasih memberitahukanku Jam sudah menunjukan pukul 20.00 dan artinya acara siap untuk dimulai, tetapi aku masih celingak celinguk mencari sesosok yang sudah lama aku tunggu tetapi belum muncul muncul juga di hadapaku, ada perasaan sedih yang menyelinap di dalam hati kecilku, namun apa boleh buat, sudah banyak orang yang menunggu acara ini, jadi mau tidak mau aku tetap memulai acara ini.                                                                                                                              Acara pertama adalah kata kata sambutan dariku untuk para tamu yang keseluruhannya hampir semua teman sekolahku atas kehadiran mereka pada malam hari ini.Lalu selanjutnya adalah acara pemotongan kue untuk kuberikan kepada dua orang yang istimewa dalam hidupku, tentu aku tidak berpikir panjang utnuk menyerahkan kepada siapa potongan kue pertama karena sudah pasti itu untuk kasih, adik kecilku yang sangat akau sayangi.Namun saat pemotongan kue yang kedua aku sedikit sedih karena tidak bisa memberikannya kepada orng yang aku tunggu tersebut.Aku mengomel sendiri di dalam hati kenapa dia tidak datang di acara sepenting ini.Aku lalu mengangkat piring yang berisi potongan kue itu sembari melihat raut wajah kasih dan teman teman lain yang penasaran.Lalu tiba tiba saja..                                                                                                                                          “maaf aku telat..”                                                                                                              sosok yang aku tunggupun datang dan berdiri tepat dihadapanku dan menggengam seikat mawar putih dan sebuah kado berwarna merah jambu.Aku tersenyum dalam hati, namun malah berkata.                                                                                                                                           “semacet apa sih kota ini sampai terlambat satu jam?yaudah..karena kamu telat kue ini aku kasih untuk kamu, dan habiskan tanpa ada yang tersisa..”                                                                               sejenak semuanya hening, lalu buyar karena gelak tawa kasih yang cukup besar, lalu semuanya ikut tertawa bersama dan acara di lanjutkan kembali.                                                                        Sejak dimulainya acara, kasih tidak pernah jauh dari sisiku, sehingga kemanapun aku pergi dia selalu mengikutiku sambil merengek minta dikenalkan dengan seorang pria di pesta itu, karena tidak sanggup mendengar ocehannya yang sangat panjang lalu aku berkata untuk memilih yang mana yang harus aku kenalkan dan dia mudah saja menunjuk ke arah 9 jarum jam, saat aku menoleh betapa terkejutnya aku, telunjuk kasih mengarah pada sosok pria yang telah lama aku tunggu di acara ini.Dengan langkah yang berat aku melangkah menuju ke arah pria itu, dengan ramahnya pria itu menyapa aku dan kasih.                                                                                                                          “hay bila..selamat ulang tahun ya,maaf aku telat..”                                                                          “it’s okey..”                                                                                                                              “ini pasti kasih kan?”                                                                                                                                    Kasih dengan manis menjawab iya dan tidak sedikitpun melepaskan pandangannya kepada pria tersebut.                                                                                                                                  “kenalin,nama aku fazil..”                                                                                                       “oo,,jadi nama kakak fazil, namanya bagus ya, kayak orangnya..”                                                      Mataku terbelalak mendengar perkataan kasih, sebegitu beranikah dia dengan pria yang baru di kenalnya.Fazil hanya tertawa mendengar celotehan kasih yang sepertinya menjadi geli.Suasana itu berlangsung lama, sepertinya kasih begitu bahagia ketika berbicara dengan fazil, apalagi fazil adalah sosok pria penyayang yang suka tersenyum, tak heran jika kasih menyukai fazil yang juga aku sukai.          Acara itupun selesai.Aku masuk ke dalam kamarku diikuti kasih yang berjalan dengan sedikit mengantuk.                                                                                                                            “kak abil..buka dong kado kak fazil..aku penasaran mau lihat..”                                                      “kasih..mata kamu itu udah kayak mata panda, sana tidur..besok kita buka kadonya..”                        “ah kakak..aku kan mau lihat, eh kak..aku suka deh sama kak fazil,comblangin aku sama dia ya..? “apa?ngak boleh..dia ngak cocok untuk kamu yang masih kecil..”                                               ”jadi cocoknya sama siapa?sama kakak?..”                                                                                     Aku tidak menghiraukan perkataan kasih lalu menuntunnya masuk ke dalam kamar dan menyuruhnya untuk segera tidur karena sudah larut malam.Aku kembali ke dalam kamarku, aku memandangi bunga mawar dan kotak kado yang di berikan oleh fazil.Lalu aku baru menyadari bahwa di antara buket mawar itu ada secarik kertas berwarna merah jambu lalu aku membuka dan membacanya.
Dear nabila..
       Happy birtday ya..semoga kamu menjadi sosok insan yang lebih baik dan menawan..                               Who always love u
                                        Fazil






            Ada perasaan senang, gembira  juga bimbang di dalam hatiku ini, mengapa baru sekarang dia mengatakannya, saat adikku sudah bertemu dan jatuh hati padanya.                                                                                                                       ***   
Hari libur sudah ada di depan mata, namun aku memutuskan untuk tidak pergi berlibur seperti teman teman lainnya, melainkan menetap di butik dan merancang beberapa pakaian baru untuk busana musim panas.                                                                                                                             Kasih merenggek dan beberapa kali bolak balik ke butik untuk membujukku agar aku mau pergi berlibur dengan teman teman sekolah lainnya, karena ada fazil disana.Hatiku belum cukup baik menerima kenyataan bahwa aku dan kasih memiliki perasaan yang sama terhadap fazil.Mungkin sebenarnya itulah alasan kenapa aku mengurungkan niatku untuk pergi berlibur dengan teman teman sekolahku.                                                                                                                                                                                                        ***
            Keesokan harinya, aku dibangunkan oleh suara klakson mobil yang bersuara nyaring.Dengan malas aku beranjak dari tempat tidurku dan melihat arah suara itu melalui jendela kamar dan betapa kagetnya aku ketika 2 buah mobil bus pariwisata bertengger di halaman rumahku.                                    Tak berapa lama ada yang mengetuk pintu kamarku dan saat aku membuka pintu sudah ada kasih yang tersenyum kecentilan dan lengkap dengan dua ransel di tangan kanan dan kirinya.              “sana mandi, sebentar lagi kita berangkat liburan ke puncak”                                                                   Mataku terbelalak mendengar ucapan kasih, aku berlari keluar rumah dan menuju ke halaman untuk memastikan semuanya.                                                                                                        “kenapa kalian disini?bukannya aku bilang aku nggak jadi liburan?”                                                 “iya, tapi kemarin kasih nelpon aku, dia bilang kamu nggak bisa ikut liburan karena nggak bisa ninggalin dia sendirian.Jadi kami putuskan untuk mengikut sertakan kasih dalam perjalanan ini supaya kamu juga bisa ikut, udah sana..mandi..”                                                                                                Aku hanya bisa nganga sambil sesekali menggaruk garuk kepalaku dan masuk kembali ke dalam rumah lalu mandi.Setelah selesai berpakaian aku turun kebawah dan tidak membawa ransel karena sudah terlebih dulu disiapkan oleh kasih.Ada rasa malas di hatiku untuk berlibur, tetapi apa boleh buat, tidak mungkin aku membiarkan teman temanku menunggu hanya untuk mendengar aku mengatakan tidak jadi berangkat.                                                                                            Didalam bus aku hanya mematung di depan jendela bus sambil berimajinasi untuk pakaian yang akan aku desain nanti.Karena terlalu larut dalam imajinasiku aku sampai tidak sadar bahwa yang duduk di sampingku bukanlah kasih melainkan fazil, sontak aku terperajat dan kaget melihatnya.               “kasih mana?”                                                                                                                                      “ada tu dibelakang, aku di suruh pindah kesini tadi..”                                                                           “lho kok di..”                                                                                                                                     Belum siap aku berbicara tiba tiba kasih memanggilku dan berkata.                               “kak, kakak dipanggil kak mina tu dibelakang..kayaknya perlu banget..”                                                      “mina?sepenting apa sih?”                                                                                                             Kasih tidak menjawabnya, dia hanya mengedipkan matanya saja dan seketika itu aku engerti apa yang dia inginkan, ini memang sudah direncanakannya terlebih dahulu.Aku hanya bisa menurut dan pergi kebelakang untuk berganti tempat duduk dengannya.                                                             ”aduh..ne kakak beradik dari tadi kok bolak balik depan belakang sih..”                                                      Aku tidak menjawab pertanyaan mina, aku hanya tersenyum kecil sambil mengambil sapu tangan dan menutup wajahku lalu aku terlelap dalam tidurku disepanjang perjalanan menuju ke puncak.                                                                                                                                                 Sesampainya rombongan kami disana, kami disambut oleh kerabat guru guru kami yang ikut serta dalam perjalanan wisata kami kali ini.Acara pembukaannya berlangsung dengan lancar, lalu kami berbaris rapi untuk ditentukan tenda yang akan kami tempati.Dalam satu tenda harus ada 3 orang, karena aku membawa kasih aku menjadi satu tenda dengannya dan dipilih satu orang lagi yaitu mina.                                                                                                                                                   Aku dan mina susah payah membangun tenda, sementara kasih hanya duduk di atas batang kayu dan memperhatikan fazil yang juga sedang membuat tenda, pandangan matanya tidak pernah terlepas kepada fazil, sehingga mina bertanya kepadaku apa yang sedang terjadi pada kasih.        “dia suka sama fazil sejak dia ketemu di acara ulang tahun aku hari itu..”                               “aku rasa fazil suka sama kamu deh bukan sama kasih..”                                                                      “ngawur kamu..”                                                                                                                          Kami lalu melanjutkan membuat tenda.                                                                                               Hari sudah berganti malam, pesta api unggun siap untuk dilaksanakan, kami bermain dan bergembira bersama sama, hingga saat aku tidak bisa menjawab pertanyaan dari teman temanku dan aku mendapat hukuman.Aku diberi hukuman untuk bercerita layaknya dongeng penghantar tidur, aku kurang ahli dalam bidang itu, namun aku berusaha untuk bisa dan akhirnya hanya menjadi lelucon untukku dan semuanya.                                                                                                                                                                                           ***
            Pagi hari, aku bangun untuk memasak air panas, karena setiap pagi aku selalu meminum teh hangat sebelum memulai hariku.Namun saat aku menoleh ke belakang, aku dikagetkan oleh penanmpakan suram di depanku.                                                                                                   “kasih?ngapain kamu disini?pake pakaian gitu lagi..”                                                           “kakak..ini bukan pakaian , tapi selimut..udara disini dingin banget..”                                    “makanya, kalau nggak sanggup hidup di alam bebas, jangan belagak sanggup..”                                      Kasih tidak menanggapi omonganku, dia malah memilih pergi dan mengambil teh hangat yang sudah aku buatkan.                                                                                                                       Setelah aku merasa badanku sudah sedikit hangat, aku pulang ke tendaku, tetapi aku sudah tidak melihat kasih dan mina di dalamnya, akhirnya aku memutuskan untuk berganti pakaian dan menghampiri merekan di depan tenda memasak.    Sesampainya aku disana, aku malah mendapat beban yang sedikit lebih berat, aku diminta untuk memasak pagi ini, dan besok baru teman teman yang lain mendapat giliran memasak.                                                                                                              Setelah semuanya siap, kami bersama sama makan di tempat terbuka, rasanya sejuk dan nyaman sekali, kecuali pemandangan di depan mataku.Fazil dan kasih sedang duduk berdekatan sambil bergurau bersama, nafsu makanku menjadi berkurang 1 persen.Untuk acara selanjutnya, kami bersama sama pergi menyusuri bukit untuk melihat lihat pemandangan.                                                 Dalam hal ini kami dibagi atas beberapa kelompok, dan aku terpilih satu kelompok dengan fazil yang menjadi ketuanya, karena kasih adikku maka dia diikutsertakan denganku.penyusuran kami hanyalah di beberapa titik yang telah di tentukan, karena titik tersebut telah dianggap aman.Aku berusaha dengan saat kuat dalam hal ini, karena kasih selalu mencoba mendekati fazil yang berada jauh di depan kami, sementara aku dan kasih di baris kelima.Karena kasihan melihatku kesusahan akhirnya fazil menyuruh aku dan kasih untuk berada dibelakangnya.Kasih seakan mendapat kartu keberuntungannya, dia tidak henti hentinya tersenyum padaku.                                                                 “oke.kita sudah sampai padaa titik terakhir, itu berarti kita akan istirahat dan melihat pemandangan alam sebentar, kemudian kita lanjutkan perjalanan..”                                                                           Aku merebahkan diriku di samping bebatuan besar, rasanya sangat lelah menjaga kasih di sepanjang jalan tadi.                                                                                                                           Fazil menghampiriku dan menawarkan minuman padaku, namun belum sempat aku meraihnya kasih yang tiba tiba datang langsung mengambil air yang ada dalam genggaman fazil lalu meminumnya.Aku memilih diam dan mengeluarkan air yang sudah kupersiapkan di kemah tadi.                        Setelah beristirahat, kami berjalan kembali ke perkemahan, namun di tengah jalan aku menginjak akar tumbuhan yang besar dan jatuh berguling ke dasar bukit, aku masih mendengar suara fazil, kasih dan teman teman yang berteriak, namun aku tidak mempunyai kekuatan untuk bisa menjawab dan akhirnya semua menjadi gelap.                                                                                        Suara isak tangis kasih membuatku terjaga dan bertanya apa yang terjadi padaku.                   “di jalan pulang kamu terjatuh ke bawah bukit, untunglah itu bukan dasar bukit, karena kalau tidak kamu masih berada dalam sungai sekarang, tetapi yasudahlah..yang penting kamu sudah sadar, istirahat yang cukup,kami permisi dulu..”                                                                                 Fazil memberiku penjelasan setelah itu pergi meninggalkan aku dan kasih yang masih ada didalam tenda kami.                                                                                                                      “kak abil kenapa bisa jatuh sih?kan kak fazil jadi bisa angkat kakak dan bawa kakak sampai ke tenda, aku kan udah bilang aku suka sama kak fazil,kenapa kakak masih deket sama kak fazil..”               “ya ampun kasih. Tadi itu kakak pingsan,kakak nggak tau apa apa, lagian itu biasa kasih..kan fazil ketua rombongan..”                                                                                                                       “trus ketua romombongan juga harus nangis kalau ada yang jatuh?”
“apa, fazil nangis?”    
***
            Malam saat semua sudah tertidur lelap termasuk kasih dan mina, aku masih memikirkan perkataan kasih yang berkata bahwa fazil menanggis ketika aku pingsan.Hal ini seperti kembali pada saat aku dan fazil sedang duduk bersama diatas gedung sekolah.                                                                       Saat itu aku bertanya apa yang bisa membuatnya menangis? jawabannya hanya bila dia kehilangan orang tua.Aku merasa semua orang pasti akan menangis bila itu terjadi, lalu dia mengatakan.                                                                                                                                  “mungkin bila sesuatu terjadi sama kamu aku juga akan menangis?”                                                  Aku hanya melotot kehadapannya dan dia tersenyum sambil mengatakan “apa kamu percaya?”lalu dia tertawa sambil berlari pergi dan disusul olehku yang mengejarnya.                               Kembali pada saat ini, sekarang aku merasa apa yang dikatakan dia itu benar.    Tidak ada rasa gembira dalam hatiku, namun hanya gundah yang menyelimutiku, bagaimana dengan kasih?apa yang akan dia rasakan nanti?hanya itu yang terlintas.Sebuah pesan singkat masuk ke dalam telepon genggamku.                                                                                                                                   apa kamu udah tidur?kalau belum, bisa tidak kita bicara sebentar diluar?aku di depan tenda kamu..                                                                                                                                                       Aku beranjak dari dalam tenda, saat aku membuka tenda terlihat fazil dengan jaket tebalnya sedang berdiri menatapku.                                                                                                                        Kami berbincang bincang di depan api unggun.,dengan segelas teh hanya di masing masing tangan kami.                                                                                                        “nabila,sebenarnya kamu tau nggak apa yang aku rasain sekarang ini?”                                                 “aku bukan orang yang bisa membaca kepribadian orang lain, kalau kamu nggak bilang, mana bisa aku tau.”                                                                                                                               “saat aku melihat kamu terjatuh ke bawah bukit tadi siang, hatiku terasa begitu sakit..dan karena terlalu sakit..”                                                                                                                            “kamu menangis kan?aku udah mendengar itu dari kasih..”                                                          “saat di atas gedung sekolah dulu..”                                                                                         “itu semua benarkan?, bukan hanya gurauan kan?”                                                    “iya..semua itu benar.karena aku..”                                                                                   “karena kamu mencintai aku?kejutan ulang tahun, mawar, surat merah jambu          sampai tadi kamu menangis, itu semua karena kamu cinta sama aku?benarkah?”                                                       “benar,            jadi apa kamu mau menerima aku?”                                                                                  “bagaimana mungkin?adiikku kasih juga mencintai kamu, lalu..apa aku harus mengorbankan perasaannya?hanya demi cintaku?”
“kamu juga nggak bisa mengorbankan hati kamu, aku tau dia suka sama aku, tapi aku lebih dan sudah lebih dulu menyukai kamu..jadi jangan katakan tidak, karena aku tau kamu juga mencintai aku kan?”  Aku tidak menjawab pertanyaan Fazil, aku lebih memilih beranjak dari tempat dudukku.Namun tangan Fazil yang menggenggam erat tanganku membuatku meneteskan air mata yang sudah dari tadi aku tahan.                                                                                                          “aku mohon, aku mencintai kamu nabila bukan kasih..”                                                                           Aku tetap tidak menjawab dan memilih pergi dan kembali ke tendaku.                                                                                                         ***                                                                              Keesokan harinya kami mulai berkemas kemas, karena ini adalah hari terakhir kami disini, kasih terlihat tidak bersemangat hari ini, sampai di dalam bus juga dia tidak seceria seperti saat datang ke perkemahan, aku tidak mengganggunya dan lebih memilih tidur di sepanjang perjalanan pulang.           Sesampainya dirumah, kasih langsung masuk ke dalam kamarnya tanpa ada basa basi.Aku heran melihat tingkahnya, namun kubiarkan saja, mungkin dia lelah di sepanjang perjalanan.                    Keesokan harinya aku dan kasih makan bersama di meja dengan keaadaan yang sangat sunyi, karena terlalu sunyi aku membuka percakapan.                                                                             “kasih, kakak dapat tawaran kuliah di prancis, menurut kamu gimana?”                                         tidak ada respon sama sekali dari kasih dia hanya mengangkat kedua bahunya.                           “katanya, kalau kakak mau setelah liburan ini kakak langsung kesana dan menyelesaikan SMA kakak disana, menurut kamu gimana?”                                                                                  “terserah!”                                                                                                                                           Aku sampai tersedak mendengar kata kata kasih,Aku berteriak memanggilnya kembali tetapi dia malah pergi keluar rumah sambil menutup pintunya dengan keras.Aku mencoba berpikir positif dan tidak memikirkan hal hal yang aneh.                                                                                                      Di halaman rumah aku duduk termenung sendirian sambil menunggu kasih kembali,sampai ada yang menepuk pundakku.                                                                                                               “kasih kamu kema...”                                                                                                                                Kata kataku terputus karena yang kulihat didepanku bukanlah Kasih melainkan Fazil.Aku sontak kaget karena bagaimana bisa dia datang tanpa menelpon terlebih dahulu, ternyata sudah ada lima panggilan tidak terjawab di telpon genggamku.                                                                  “apa aku mengganggu?”                                                                                                           “nggak, bukan gitu..aku kaget aja,aku pikir kamu nggak telpon dulu..”                                                “kita bisa jalan jalan nggak?aku mau ngomongin sesuatu sama kamu..”                                           “aku rasa disini aja,tempat ini juga nyaman..”                                                                                     kemudian kami duduk didepan taman bungaku.Banyak yang kami bicarakan hingga sampai pada persoalan yang membuatku terdiam seribu bahasa.  Aku masih belum bisa menjawab pertanyaan Fazil, karena tidak mungkin ini semua terus aku diamkan aku memberanikan diri membicarakan semua yang aku kira sangatlah bodoh.
“Aku udah mikirin ini semalaman, sepertinya kita akan lebih baik menjadi teman saja, lagi pula aku sudah menerima tawaran untuk segera ke prancis melanjutkan SMA disana dan kuliah disana, kapan lagi aku bisa mendapatkannya, aku pikir ini pilihan yang terbaik untuk aku, kamu dan adikku..”        “kenapa sih kamu harus bohongin hati kamu sendiri?apa itu nggak keterlaluan?”                                    “dimana letak keterlaluan aku?kasih adalah satu satunya yang ku miliki, hanya dia keluargaku.aku lebih baik menderita dari pada kehilangan dia, kamu nggak tau kan gimana rasanya hidup Cuma berdua sama seorang adik, cari uang walaupun buat pakai otot, itu semua udah cukup aku alami zil..jadi aku mohon bersama dia saja,biar aku yang pergi..”                                                           “aku cinta sama kamu bil, aku tau ini semua berat untuk kamu, tapi ini juga susah buat aku..”                 “yang terbaik adalah kamu bersama kasih..”                                                                                                Disela sela pembicaraan kami tiba tiba kasih datang.                                                         “kalian berdua membuat aku seperti orang bodoh!!anak kecil yang taunya mementingkan perasaan sendiri, kenapa kalian harus seperti ini?kalian membuat aku terlihat seperti gadis kecil yang malang..”         Kasih berlari menuju ke dalam rumah, aku berusaha mengejar kasih sampai pintu kamarnya, namun belum sempat aku berbicara kasih sudah mengunci pintu kamarnya.Dari luar kamar kasih aku berusaha membujuknya keluar walaupun aku tau tidak akan ada jawaban dari kasih.aku mulai diam dan mengerti apa yang sedang dirasakan kasih, lalu tanpa memperdulikan jawaban dari kasih, aku mulai berbicara padanya.                                                                                                   “kasih, yang kamu dengar tadi itu..bu..bukan maksud kakak yang tadi kamu lihat hanya rasa sayang kakak ke kamu aja kasih, kakak nggak beneran cinta sama fazil, kakak hanya mengagumi dia aja, hanya itu kasih..kakak minta maaf kalau kamu harus mendenngar itu semua, maafin kakak kasih..”                                                                                                                                                           Pintu kamar kasih perlahan terbuka, aku bangkit dan menghapus air mataku.Kasih hanya melihatku dan meneteskan air matanya.Tidak ada kata yang bisa kulontarkan dari mulutku, sakit rasanya melihat kasih menangis dengan begitu sedihnya.                                                                              Namun, tiba tiba kasih memlukku sambil mengatakan kata maaf berulang ulang.                    “aku minta maaf kak, aku yang egois..aku nggak pernah mikirin perasaan kakak, aku Cuma mementingkan diriku sendiri..aku minta maaf kak..”                                                                         Aku melepaskan pelukanku dari kasih, aku mengerti apa yang dirasakan kasih saat ini.Aku juga sudah memiliki keputusanku sendiri dan aku akan melakukan yang terbaik yang bisa ku lakukan untuk adikku kasih.
                                                                        ***
            Sudah seminggu setelah kejadian itu, aku dan kasih melakukan aktivitas seperti biasanya seperti sebelum terjadi masalah apa apa.Saat sarapan pagi aku menunjukkan selembar kertas pada kasih dengan melengkungkan senyumanku.Mata kasih terlihat membulat saat dia melihat isi didalamnya sementara aku hanya tersenyum dan meminta pendapat dari kasih.                       “kakak yakin dengan keputusan ini?kakak kan harus sekolah satu tahun lagi baru lulus SMA.Kalau kakak berangkat ke paris, terus sekolah kakak gimana?”                                                            “kasih, kakak kan udah pernah bilang..kakak akan disekolahkan oleh yayasan.Kamu nggak mau lihat kakak sukses sebagai desainer ternama?pokoknya kakak udah memutuskan untuk pergi ke paris dan belajar disana, kamu bisa kan jaga diri sendiri?lagi pula kakak juga udah nyuruh karyawan kepercayaan kakak untuk tinggal sama kamu dan seorang pembantu rumah tangga untuk mengurus segala keperluan rumah dan juga..”                                                                                         “nggak!yang aku mau Cuma kakak.kakak nggak boleh pergi”                                                      “kasih, tapi kakak harus pergi, ini adalah harapan kakak..”                                                      “kak fazil gimana?”                                                                                                             “kakak dan fazil hanya teman, kakak nggak mencintai dia..lagi pula dia suka dengan orang lain..”             Kasih menatapku seolah tidak percaya.Namun dengan sepenuh hati aku menjelaskan pada kasih tentang kepergianku dan berharap dia mengizinkanku.                                                                  Sebulan kemudian aku dan kasih sudah berada di bandara.Inilah waktunya untukku berangkat ke paris.Aku sesekali melirik ke arah kanan dan kiri untuk mencari sosok yang aku tunggu tunggu dan setelah beberapa waktu melihat lihat aku menemukan sosok itu.                                                 “fazil?kamu datang juga..”                                                                                                   “maaf aku telat..tadi macet..”                                                                                                    “tapi aku sudah harus berangkat, aku pergi ya, tolong jaga kasih untukku..jangan membuat dia menangis atau terluka..”                                                                                                             Kasih hanya menatapku heran tentang apa yang aku katakan pada fazil.Setelah berpamitan pada kasih dan fazil aku pergi dan meninggalkan mereka di bandara.                                                                                                                   ***
            Kini kakiku sudah berada di paris.Aku berdiri sendiri, hanya belajar dan belajar tanpa memikirkan apapun juga.Hari hariku hanya ku isi dengan pelajaran dan mendesain pakaian untuk ku kirim ke indonesia.                                                                                                                                    Hingga suatu hari aku menerima telepon dari kasih yang mengatakan bahwa dia dan fazil pacaran.Aku hanya tersenyum dan mengucapkan selamat pada kasih serta mengatakan kasih harus baik kepada fazil karena fazil yang terbaik untuknya.                                                                                  Setelah kasih menutup teleponnya, aku berkata dalam hatiku.                                             “terima kasih fazil, kamu mau memenuhi permintaanku”
                                                                        ***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

NASKAH DRAMA KOLOSAL UNTUK 8 ORANG

KEANGKUHAN SANG PUTERI RAJA BY : RAHMAYANI             Dahulu kala, di sebuah kerajaan yang bernama diamond crown tinggallah seorang raja dan permaisuri yang mempunyai seorang putra yang bernama pangeran Rawlins dan seorang puteri yang bernama puteri Quenna.                                                                                                                  ...

NEW CERPEN di sela sela sibuk kuliah :)

SELF IMPROVEMENT “Bagi seseorang yang selalu menang didalam hidupnya, kalah adalah pukulan yang terberat.”             Itulah yang sedang menimpa Hana.Hana adalah seorang gadis berusia 15 tahun yang selalu berhasil mengwujudkan harapannya.Dia terlahir dari keluarga yang berada, segala hal yang diinginkannya semua bisa didapat hanya dengan meminta kepada orang tua.Namun segala sesuatu tidak mungkin selalu berjalan seperti apa yang diinginkannya, terkadang dia terlalu yakin sehingga merendahkan orang lain dan berkata mereka tidak akan bisa, hingga pada satu titik kenyataan dia harus rela melepaskan harapan yang telah lama diinginkan hanya karena keangkuhan yang dia miliki. ***             Pemilihan peserta olimpiade tingkat provinsi akan dilaksana sebulan lagi, siswa siswi SMP di sekolah yang berprestasi beramai ramai mengisi formulir untuk penyeleksian siapa yang akan me...

NASKAH PENAMPILAN SINGKAT MASA LALU DAN MASA DEPAN

Jadul vs kekinian Rahmayani ZA Host jadul masuk : “assalamualaikum semua, apa kabar? baik? senang sekali malam ini kita bisa bertatap muka bersama..” Host kekinian masuk : “assalamualaikum, apa kabar semua? baik? alhamdulillah ya, sesuatu..ullala..cetarr” Host jadul : “eh, main masuk aja..” Host kekinian : “so what? ini jatah aku juga kok..emangnya kamu aja..” Host jadul : “eh, ini versi 90an” Host kekinian : “bukan..ini versi jaman sekarang” Host jadul : “jaman dulu” Host kekinian : “jaman sekarang” Host jadul : “jaman dulu” Host kekinian : “jaman sekarang” Host jadul : “jaman dulu” Host kekinian : “jaman sekarang” PROJECT POP – metal vs dugem Host jadul : “oke, kalau begitu kita versuskan aja..” Host kekinian : “oke.siapa takut! ZAMAN DULU VERSUS ZAMAN SEKARANG” O pening video VS 1 : Main permainan Host jadul : “jaman dulu itu, permainannya penuh dengan kebersamaan..semuanya berkumpul dan bermain b...